BANDUNG, TINTAHIJAU.com — Sejumlah Sekolah Menengah Atas (SMA) swasta di Jawa Barat terancam menunda pelaksanaan Masa Pengenalan Lingkungan Satuan Pendidikan (MPLS) yang sedianya digelar serentak mulai Senin, 14 Juli 2025. Penundaan ini dipicu oleh rendahnya jumlah pendaftar baru, yang membuat sejumlah sekolah belum memenuhi kuota ideal dalam tiap rombongan belajar (rombel).
Kepala Dinas Pendidikan Jawa Barat, Purwanto, menyatakan bahwa keputusan penundaan MPLS sepenuhnya menjadi kewenangan masing-masing sekolah swasta. Ia menegaskan bahwa tidak ada masalah jika sekolah swasta menunda pelaksanaan MPLS untuk menunggu jumlah murid mencukupi.
“Ya enggak apa-apa (ditunda), penyesuaian aja tergantung satuan pendidikannya masing-masing. Kalau mereka mau MPLS-nya nunggu sampai 30 murid, ya silakan,” ujar Purwanto, Jumat (11/7/2025).
Purwanto juga menanggapi keluhan dari Forum Kepala Sekolah Swasta (FKSS) SMA Jabar, yang menyebut banyaknya siswa mencabut berkas pendaftaran karena diterima di sekolah negeri melalui program Penanggulangan Anak Putus Sekolah (PAPS). Menurutnya, masih banyak lulusan SMP yang tidak tertampung di sekolah negeri dan berpeluang melanjutkan ke sekolah swasta.
Dari total 837.115 lulusan SMP sederajat di Jawa Barat, hanya 338.091 siswa yang diterima di sekolah negeri melalui SPMB tahap 1 dan 2. Artinya, sekitar 543.015 siswa tidak tertampung di sekolah negeri.
“Yang bisa ke swasta, baik yang di bawah Kemenag maupun Kemendikdasmen, lebih dari setengahnya itu dari lulusan SMP,” tambah Purwanto.
Sementara itu, Ketua FKSS SMA Jabar, Ade Hendriana, mengungkapkan bahwa penambahan rombel di sekolah negeri telah menyebabkan banyak calon siswa mencabut berkas dari sekolah swasta. Ia mencontohkan dua SMA swasta di Kota Bandung, yakni SMA Pasundan 1 dan SMA PGII 1, yang kehilangan hingga 120 calon siswa karena diterima melalui jalur PAPS.
“Bandung sakolah elit ge ancur, rontok. Ada yang hampir dua kelas cabut berkas,” kata Ade.
Ade menambahkan, dari 1.334 sekolah swasta di Jawa Barat, saat ini hanya lima persen yang siap melaksanakan MPLS sesuai jadwal. Mayoritas sekolah lainnya masih menunggu pendaftar tambahan hingga batas akhir pengisian Data Pokok Pendidikan (Dapodik) pada 31 Agustus 2025.
“Kalau sebelum itu belum mencapai kuota, kita jalan saja sesuai dengan murid yang ada,” tegasnya.
Dengan situasi ini, proses pembelajaran di sebagian besar SMA swasta kemungkinan besar juga akan mengalami penundaan, menunggu kepastian jumlah siswa baru yang mendaftar.




