Ragam

Tips Mengelola Rindu Saat Anak Mulai Belajar di Pondok Pesantren

×

Tips Mengelola Rindu Saat Anak Mulai Belajar di Pondok Pesantren

Sebarkan artikel ini

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Momen melepas anak ke pesantren seringkali menjadi ujian emosional bagi orang tua, terutama di minggu-minggu pertama. Rasa kangen, khawatir, bahkan rindu suara gaduh anak di rumah sering menyergap tiba-tiba.

Namun jangan khawatir, para orang tua di Subang yang anaknya mulai mondok tahun ini bisa menyiasatinya dengan beberapa cara bijak.

Menurut sejumlah psikolog keluarga, rasa kangen adalah hal wajar. Apalagi bagi orang tua yang pertama kali melepas anak tinggal jauh dari rumah. Namun, hal ini tak boleh berlarut-larut dan justru harus dikelola agar tak mengganggu aktivitas sehari-hari.

“Rindu itu bentuk cinta. Tapi orang tua juga harus percaya pada proses pendidikan di pesantren. Kalau kita tenang, anak juga akan lebih tenang di tempat barunya,” ujar Winda Lestari, praktisi konseling keluarga asal Subang.

Berikut beberapa tips mengatasi kangen saat anak mulai mondok:

  1. Manfaatkan Waktu Komunikasi yang Disediakan

Gunakan waktu telepon atau video call sebaik mungkin, tapi jangan terlalu sering menghubungi di luar jadwal. Tunjukkan dukungan dan semangat, bukan hanya tangisan rindu.

  1. Tulis Surat atau Kirim Pesan Positif

Kalau pesantren membatasi komunikasi langsung, menulis surat bisa jadi terapi rindu. Isinya bisa berupa motivasi, cerita keluarga, atau doa untuk anak.

  1. Sibukkan Diri dengan Aktivitas Produktif

Ikut kegiatan sosial, pengajian, atau usaha rumahan bisa membantu mengalihkan rasa kosong di rumah. Sekaligus membangun lingkungan baru yang sehat secara mental.

  1. Bangun Komunitas Antar Wali Santri

Berbagi cerita dengan sesama orang tua yang juga mengalami hal serupa bisa memberi kekuatan. Banyak wali santri di Subang membuat grup WhatsApp atau rutin ngopi bareng.

  1. Yakin pada Pilihan

Terakhir dan terpenting: yakini bahwa menitipkan anak ke pesantren adalah langkah untuk masa depannya. Fokus pada nilai ibadah, ilmu, dan karakter yang sedang ia bangun di sana.

Warga Subang yang anaknya mondok di berbagai pesantren seperti di Cimenteng, Lembang, hingga Tasik, kini mulai belajar menata hati. Meski rindu tak bisa dihindari, tapi keikhlasan orang tua adalah bekal penting dalam tumbuh kembang anak.

“Insya Allah rindu ini diganti Allah dengan kebanggaan saat melihat anak kita jadi pribadi yang lebih baik,” tutup Winda.