JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Umat Islam di seluruh dunia, termasuk Indonesia, memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW pada Jumat (5/9/2025) yang bertepatan dengan 12 Rabiul Awal 1447 Hijriah. Pemerintah melalui SKB 3 Menteri telah menetapkan tanggal tersebut sebagai hari libur nasional.
Peringatan Maulid Nabi bukan sekadar perayaan, melainkan juga momen penting untuk meneladani akhlak mulia Rasulullah serta memperdalam kecintaan kepada beliau. Sejumlah ulama menegaskan, peringatan ini sarat dengan hikmah dan keutamaan bagi umat Islam.
Momen Bersyukur dan Beramal
Imam Abu Abdillah bin Haj menjelaskan, bulan Rabiul Awal layak diistimewakan dengan amal kebaikan seperti sedekah, ibadah, hingga memberi makan sesama. Aktivitas dalam acara Maulid, seperti membaca Al-Qur’an dan menyenandungkan kasidah pujian kepada Nabi, menjadi bentuk syukur kepada Allah SWT.
Sunnah Berkumpul untuk Mengingat Allah
Mengutip hadits riwayat Muslim, berkumpul untuk mengingat Allah SWT merupakan sunnah yang dipuji Rasulullah SAW. Dengan demikian, majelis peringatan Maulid Nabi termasuk dalam amalan yang mendatangkan keberkahan karena mengandung zikir, doa, dan rasa syukur atas nikmat Islam.
Meneladani Akhlak Nabi
Peringatan Maulid juga menjadi sarana untuk merenungi kisah kelahiran dan akhlak Rasulullah SAW. Ulama seperti Imam Nawawi dan Ibn Hajar menganjurkan pembacaan sholawat dan syair-syair pujian, sebagaimana dilakukan para sahabat, guna menumbuhkan kecintaan dan dorongan meneladani beliau.
Bersama Orang-Orang Shalih di Akhirat
Imam Yafi’i dalam kitab I’anatut Thalibin menyebut, orang yang merayakan Maulid dengan amal baik akan dibangkitkan bersama orang-orang shalih pada hari kiamat. Hal ini menjadi pengingat bahwa peringatan Maulid bukan hanya ritual, melainkan juga jalan menuju kebaikan akhirat.
Menuju Taman Surga
NU Online menukil pendapat Sirri al-Saqati yang mengibaratkan majelis Maulid Nabi sebagai taman surga. Hal ini karena majelis tersebut dilandasi cinta kepada Rasulullah SAW, dan cinta itu menjadi jaminan kebersamaan dengan beliau di surga.
Mendapat Ampunan
Riwayat dalam Shahih Bukhari menyebut, bahkan Abu Lahab yang bergembira atas kelahiran Nabi Muhammad SAW mendapat keringanan siksa. Hal ini menunjukkan bahwa seorang muslim yang merayakan Maulid dengan penuh iman tentu berhak berharap rahmat dan ampunan Allah SWT.
Peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW setiap tahunnya menjadi momentum untuk memperkuat keimanan, mempererat persaudaraan, dan menghidupkan teladan akhlak Rasulullah dalam kehidupan sehari-hari.





