JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Dengan terkendalinya pandemi Covid-19 berkat efektivitas vaksin, para pakar kini mengalihkan perhatian mereka pada tiga penyakit menular lain yang masih menjadi ancaman serius di tahun 2025.
Ketiga penyakit tersebut adalah malaria, HIV, dan tuberkulosis. Masing-masing disebabkan oleh parasit, virus, dan bakteri yang setiap tahunnya merenggut nyawa sekitar 2 juta orang di seluruh dunia.
Selain ketiga penyakit ini, patogen lain yang resisten terhadap obat-obatan seperti antibiotik dan antivirus juga menjadi perhatian. Resistensi ini membuat pengobatan menjadi semakin sulit dan memperbesar risiko wabah di masa depan.
Menurut Associate Profesor bidang bioinformatika mikroba dari Universitas Nottingham Trent, Conor Meehan, para ilmuwan terus memantau potensi wabah yang mungkin terjadi. Meehan menjelaskan bahwa meskipun wabah bisa disebabkan oleh berbagai jenis patogen, virus influenza merupakan salah satu yang paling berpotensi menyebar dengan cepat.
Salah satu virus yang menjadi perhatian besar adalah influenza A subtipe H5N1, atau yang dikenal sebagai flu burung. Virus ini telah menyebar luas pada unggas dan baru-baru ini ditemukan menginfeksi sapi perah di beberapa negara bagian AS serta kuda di Mongolia.
Kasus flu burung pada hewan memicu kekhawatiran akan potensi penularan kepada manusia. Dengan tingkat kematian mencapai 30% pada manusia, H5N1 menjadi prioritas dalam pengawasan kesehatan masyarakat global. Namun, hingga saat ini, H5N1 belum menunjukkan kemampuan untuk menular antar manusia, sehingga risiko pandemi masih relatif rendah.
“Virus influenza memerlukan reseptor sialik untuk menempel dan menginfeksi sel manusia. Virus flu burung lebih cocok dengan reseptor sialik pada burung, yang membuat penularan pada manusia terbatas,” jelas Meehan.
Meski begitu, studi terbaru menunjukkan bahwa mutasi tunggal pada genome virus dapat memungkinkan H5N1 untuk menyebar antar manusia. Jika ini terjadi, risiko pandemi flu burung menjadi sangat nyata.
Pemerintah di seluruh dunia telah menyiapkan rencana kesiapsiagaan pandemi untuk menghadapi potensi wabah ini. Sebagai contoh, pemerintah Inggris telah membeli 5 juta dosis vaksin H5 sebagai langkah antisipasi terhadap flu burung.
Kewaspadaan dan kesiapsiagaan global menjadi kunci dalam menghadapi ancaman penyakit menular di masa depan. Dengan kerja sama antar negara dan perkembangan ilmu pengetahuan, diharapkan dunia dapat lebih siap menghadapi potensi wabah yang mungkin muncul.





