SUBANG, TINTAHIJAU.com – Teori Difusi Inovasi adalah teori yang menjelaskan bagaimana suatu ide, gagasan, produk, atau teknologi baru diperkenalkan, disebarkan, dan diadopsi oleh individu atau kelompok dalam suatu masyarakat seiring waktu. Teori ini sangat dikenal melalui karya Everett M. Rogers.
Difusi inovasi adalah proses penyebaran inovasi melalui saluran komunikasi tertentu, dalam jangka waktu tertentu, di antara anggota suatu sistem sosial.
Menurut Rogers, terdapat empat unsur utama:
- Inovasi
Ide atau hal baru yang dianggap berbeda dari sebelumnya oleh individu atau kelompok. - Saluran Komunikasi
Media atau cara penyampaian informasi, seperti media massa, media sosial, atau komunikasi antarindividu. - Waktu
Periode yang dibutuhkan seseorang untuk mengenal hingga mengadopsi inovasi. - Sistem Sosial
Kelompok masyarakat atau organisasi tempat inovasi tersebut menyebar.
Tahapan proses adopsi inovasi Individu biasanya melalui lima tahap sebelum menerima inovasi:
- Pengetahuan (Knowledge) – mengenal adanya inovasi
- Persuasi (Persuasion) – tertarik dan membentuk sikap
- Keputusan (Decision) – menerima atau menolak
- Implementasi (Implementation) – mulai menggunakan inovasi
- Konfirmasi (Confirmation) – memperkuat keputusan adopsi
Sedangkan kategori pengadopsi inovasi dikelompokkan menjadi lima kategori berdasarkan kecepatan adopsi:
- Inovator (2,5%) – pelopor, berani mencoba hal baru
- Pengadopsi Awal / Early Adopters (13,5%) – panutan, pemimpin opini
- Mayoritas Awal / Early Majority (34%) – hati-hati, mengikuti tren
- Mayoritas Akhir / Late Majority (34%) – skeptis, menunggu bukti
- Laggards (16%) – sangat tradisional, terakhir menerima inovasi.
Faktor kecepatan adopsi dipengaruhi karakteristik inovasi, yaitu:
Keunggulan relatif, kesesuaian (compatibility), kerumitan, kemudahan dicoba, kemudahan diamati hasilnya.
Adapun contoh penerapannya yaitu
Penggunaan pembelajaran daring di sekolah, adopsi dompet digital dalam transaksi sehari-hari, penyebaran teknologi pertanian modern.
Teori difusi inovasi membantu memahami bagaimana dan mengapa suatu inovasi diterima atau ditolak oleh masyarakat.
Teori ini banyak digunakan dalam bidang pendidikan, komunikasi, teknologi, dan pembangunan sosial.





