Teknologi

China Kembangkan Robot dengan Rahim Buatan, Bisa ‘Melahirkan’ Bayi Manusia

×

China Kembangkan Robot dengan Rahim Buatan, Bisa ‘Melahirkan’ Bayi Manusia

Sebarkan artikel ini
China Kembangkan 'Robot Hamil' yang Bisa Melahirkan Bayi Manusia Foto: New York Post

GUANGZHOU, TINTAHIJAU.com – China tengah mengembangkan teknologi kontroversial berupa robot humanoid dengan rahim buatan yang diklaim mampu mengandung janin manusia hingga proses melahirkan.

Inovasi yang dijuluki sebagai “robot kehamilan” ini digagas oleh Dr. Zhang Qifeng, pendiri Kaiwa Technology yang berbasis di Guangzhou. Menurut rencana, prototipe perdana robot tersebut akan diperkenalkan pada tahun depan.

Robot dengan rahim buatan ini dirancang menerima nutrisi melalui selang di bagian “perutnya” untuk menunjang perkembangan janin selama kurang lebih sepuluh bulan, layaknya kehamilan alami.

“Teknologi rahim buatan ini sudah dalam tahap matang, dan sekarang perlu ditanamkan ke dalam perut robot agar manusia dan robot dapat berinteraksi dalam proses kehamilan, yang memungkinkan janin tumbuh di dalamnya,” ujar Zhang Qifeng, dikutip dari New York Post.

Solusi untuk Pasangan yang Kesulitan Hamil

Proyek ini dikembangkan dengan tujuan membantu pasangan yang mengalami kesulitan memiliki keturunan. Robot tersebut bahkan dapat disewa dengan biaya sekitar 100.000 yuan atau setara Rp225 juta.

Biaya itu dinilai lebih terjangkau dibandingkan menyewa ibu pengganti (surrogate mother) di negara Barat. Di Amerika Serikat, praktik menyewa ibu pengganti umum dilakukan dengan biaya antara USD 100 ribu hingga USD 200 ribu atau sekitar Rp1,6 miliar – Rp3,2 miliar.

Tantangan Etika dan Hukum

Meski demikian, banyak pertanyaan yang masih belum terjawab, terutama mengenai mekanisme pembuahan, cara memasukkan embrio ke dalam rahim robot, hingga proses melahirkan nantinya.

Selain aspek teknis, isu etika dan hukum juga mencuat terkait penggunaan robot dalam proses reproduksi manusia. Menanggapi hal tersebut, Qifeng menyatakan bahwa pihaknya sudah melakukan diskusi dengan otoritas di Provinsi Guangdong.

“Kami telah mengadakan forum diskusi dengan pihak berwenang dan mengajukan proposal terkait sambil membahas kebijakan serta undang-undang,” kata Qifeng.

Hingga kini, proyek robot hamil ini masih dalam tahap pengembangan. Namun jika berhasil diwujudkan, teknologi ini diperkirakan akan memicu perdebatan global mengenai batasan bioteknologi dan peran manusia dalam proses kelahiran.