Hindari Menanyakan Kalimat Ini di Google agar Tidak Kena Retas

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Google menjadi mesin pencarian yang paling banyak digunakan oleh penduduk di seluruh dunia untuk mencari informasi. Namun, kepopuleran Google juga menjadikannya target empuk bagi para peretas yang memanfaatkan celah untuk melancarkan serangan siber.

Oleh karena itu, penting bagi pengguna internet untuk berhati-hati saat berselancar di Google, termasuk menghindari pencarian kalimat tertentu yang bisa memicu upaya peretasan.

Kalimat yang Perlu Dihindari di Google

Pakar keamanan siber dari perusahaan keamanan Sophos mengingatkan agar pengguna internet berhati-hati ketika mengetikkan kalimat tertentu di Google. Baru-baru ini, diketahui adanya upaya peretasan yang menargetkan pengguna yang mencari informasi spesifik seperti “Apakah kucing Bengal legal di Australia?”. Pencarian kalimat ini menjadi celah yang dimanfaatkan oleh peretas untuk membajak hasil pencarian dan mengarahkan pengguna ke situs-situs berbahaya yang mengandung malware.

Bahaya Malware di Hasil Pencarian

Malware adalah program jahat yang dirancang untuk merusak atau menyusup ke sistem perangkat. Malware yang terdeteksi dalam serangan ini dikenal sebagai GootLoader. Program jahat ini bukanlah hal baru, melainkan sudah ada selama hampir 10 tahun dan sebelumnya digunakan oleh kelompok peretas Rusia yang dikenal sebagai REVil.

“GootLoader telah berevolusi dari yang sebelumnya digunakan untuk ransomware REVil dan trojan perbankan Gootkit. Kini, malware ini mampu mencuri informasi dan melakukan eksploitasi lanjutan pada perangkat yang terinfeksi,” jelas Sophos, seperti dikutip dari Vice pada Senin (11/11/2024).

Taktik “Meracuni SEO” oleh Peretas

Para peretas menggunakan taktik yang disebut “meracuni SEO” untuk menempatkan situs web berbahaya mereka di posisi teratas hasil pencarian Google. Teknik ini memungkinkan situs palsu muncul sebagai salah satu hasil pertama ketika pengguna mengetik kalimat tertentu, sehingga pengguna lebih mungkin mengklik tautan tersebut tanpa curiga.

Risiko Menanyakan Kalimat Sensitif di Google

Selain risiko terkena malware, pencarian kalimat tertentu di Google juga dapat memicu kecurigaan pihak berwenang. Forbes melaporkan bahwa pada 2013, sepasang suami istri di Long Island, New York, tidak sengaja menjadi sasaran investigasi setelah mereka mencari barang-barang rumah tangga seperti “bom panci presto” dan “ransel”. Mesin pencarian yang mereka gunakan terhubung dengan sistem komputer perusahaan tempat sang suami bekerja, dan pencarian tersebut menandai profil mereka sebagai potensi ancaman terorisme.

Tak lama setelah pencarian itu, beberapa mobil SUV hitam berhenti di depan rumah mereka untuk memastikan bahwa mereka bukanlah teroris. Kasus ini menunjukkan bahwa kata kunci yang dicari di Google bisa memicu perhatian otoritas, bahkan jika pencarian tersebut dilakukan tanpa maksud buruk

Menggunakan Google sebagai sumber informasi memang sangat membantu, tetapi pengguna internet harus selalu waspada. Hindari menanyakan kalimat-kalimat yang bisa memicu kecurigaan atau yang berpotensi mengarahkan Anda ke situs berbahaya. Mengambil langkah pencegahan seperti ini dapat membantu melindungi data pribadi dan menghindari masalah keamanan siber