Keamanan Siber, Menjaga Pondasi Rapuh di Dunia Digital

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Keamanan siber dapat diibaratkan sebagai perancah yang rapuh yang menopang segala aktivitas online yang kita lakukan.

Setiap fitur atau aplikasi baru yang muncul membawa bersamanya ribuan cara potensial untuk mengalami kerusakan, dan dari situ, ratusan di antaranya dapat dieksploitasi oleh para penjahat siber untuk melakukan pelanggaran data, pencurian identitas, atau bahkan perampokan siber secara langsung.

Menjaga langkah di depan dari ancaman ini adalah pekerjaan penuh waktu, dan keahlian ini menjadi salah satu yang paling menguntungkan dan dicari dalam industri teknologi. Sayangnya, terlalu sering, hal ini diabaikan oleh perusahaan yang baru muncul, hanya untuk membayar mahal di kemudian hari.

Sebuah laporan dari CNBC mengungkap bahwa karyawan Amazon, salah satu raksasa e-commerce terbesar di dunia, diduga menjual layanan penghapusan ulasan buruk dan banyak lagi. Menurut laporan tersebut, sejumlah karyawan Amazon menawarkan berbagai layanan kepada penjual pihak ketiga di platform tersebut melalui grup-grup di Telegram, WhatsApp, dan Facebook.

Salah satu grup di Telegram bahkan memiliki lebih dari 13.000 anggota, memberikan kesempatan kepada penjual untuk membayar karyawan Amazon agar dapat memulihkan akun mereka, mendapatkan informasi tentang pesaing, bahkan menghapus ulasan negatif pada suatu produk. Praktik semacam ini bukanlah hal baru—sebuah laporan dari The Wall Street Journal pada tahun 2018 menyiratkan bahwa beberapa karyawan menerima suap untuk mendapatkan akses ke data penjualan internal.

Keamanan siber tidak hanya menjadi tanggung jawab konsumen atau pelaku bisnis kecil, tetapi juga menjadi hal yang sangat penting bahkan bagi perusahaan raksasa sekalipun. Terlebih lagi, kasus seperti yang terungkap di Amazon menunjukkan bahwa risiko dapat muncul dari dalam organisasi itu sendiri.

Mengingat kompleksitas ancaman siber yang terus berkembang, langkah-langkah pencegahan dan perlindungan harus menjadi prioritas utama. Pelatihan dan pemahaman mendalam tentang keamanan siber tidak hanya akan melibatkan individu atau perusahaan dalam melindungi diri mereka sendiri, tetapi juga dapat mengurangi insiden pelanggaran keamanan yang dapat merugikan baik konsumen maupun perusahaan itu sendiri.

Dalam era di mana kehidupan digital semakin meresap dalam kehidupan sehari-hari, investasi dalam keamanan siber bukanlah opsi, tetapi suatu keharusan. Kesadaran akan potensi risiko dan konsekuensi dari pelanggaran keamanan harus mendorong setiap pemangku kepentingan untuk mengambil langkah-langkah proaktif guna melindungi fondasi rapuh dari kehidupan digital kita.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini