JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Pemerintah Australia secara resmi melarang penggunaan teknologi kecerdasan buatan (AI) DeepSeek di seluruh perangkat pemerintahan federal. Keputusan ini diambil dengan alasan keamanan nasional, sebagaimana dinyatakan oleh Departemen Dalam Negeri Australia. Larangan ini mengikuti langkah serupa yang telah diterapkan oleh beberapa negara lain, termasuk Italia, Taiwan, dan sejumlah lembaga pemerintah Amerika Serikat.
Menteri Dalam Negeri Australia, Tony Burke, menegaskan bahwa pelarangan ini tidak terkait dengan asal-usul DeepSeek dari China, melainkan risiko yang ditimbulkan terhadap keamanan pemerintah Australia dan aset-asetnya. “Pemerintahan Anthony Albanese bergerak cepat dalam melindungi keamanan nasional dan kepentingan Australia,” ujarnya.
Para pejabat intelijen Australia memperingatkan adanya potensi risiko dalam penggunaan DeepSeek, meskipun detail spesifik mengenai ancaman tersebut tidak diungkapkan ke publik. Pemerintah Australia telah menginstruksikan semua departemen dan lembaga untuk memastikan bahwa DeepSeek tidak diinstal atau digunakan di perangkat apapun dalam lingkup pemerintahan.
Kekhawatiran terhadap Keamanan Data
Sejumlah negara dan organisasi telah menyatakan kekhawatiran mereka terhadap DeepSeek, terutama terkait kemungkinan kebocoran data ke pemerintah China. Menurut kebijakan privasi DeepSeek, semua data pengguna disimpan di China, yang tunduk pada regulasi setempat yang mengharuskan perusahaan berbagi data dengan otoritas intelijen jika diminta. Hal ini menimbulkan kekhawatiran bahwa informasi sensitif dapat jatuh ke tangan yang tidak diinginkan.
Sebelumnya, badan antariksa Amerika Serikat, NASA, juga telah melarang karyawannya menggunakan DeepSeek. Dalam memo internal, kepala AI NASA menyebutkan bahwa server DeepSeek beroperasi di luar AS, yang meningkatkan risiko keamanan nasional. Selain itu, sekitar dua tahun lalu, Australia juga melarang pengunduhan aplikasi TikTok di perangkat pemerintah karena alasan serupa.
Langkah tegas pemerintah Australia terhadap DeepSeek menunjukkan meningkatnya kewaspadaan global terhadap teknologi AI yang dapat berpotensi mengancam keamanan siber dan data sensitif. Seiring dengan berkembangnya teknologi AI, regulasi ketat terhadap penggunaannya diperkirakan akan semakin diperketat di berbagai negara demi menjaga keamanan nasional mereka.





