JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Hanya sehari setelah mengganti “otak” ChatGPT menjadi GPT-5, OpenAI terpaksa mengembalikan model GPT-4o untuk pengguna berbayar. Langkah ini diambil menyusul protes besar-besaran dari pengguna yang merasa kehilangan “kepribadian” khas GPT-4o.
Menurut laporan The Verge, keluhan bermunculan di forum-forum daring, termasuk Reddit. Banyak pengguna menilai GPT-5 terlalu kaku, kurang ramah, dan gaya bahasanya seperti robot. “Pagi ini saya mencoba berbicara dengannya, dan yang saya dapat hanya satu kalimat datar, bukan paragraf optimis seperti biasanya,” tulis seorang pengguna.
Bahkan, di komunitas daring r/MyBoyfriendIsAI — tempat orang berbagi cerita hubungan personal dengan AI — sejumlah anggota mengaku terpukul. Ada yang menyebut kehilangan GPT-4o seperti kehilangan pasangan, hingga merasa takut berbicara dengan GPT-5 karena seperti “selingkuh”.
Keluhan juga datang dari kalangan profesional. GPT-5 dinilai lebih lambat, jawabannya singkat, dan kurang akurat untuk pekerjaan tertentu. Beberapa pengguna bahkan membatalkan langganan Plus lantaran tidak bisa lagi mengakses GPT-4o yang sebelumnya jadi andalan alur kerja mereka.
Menanggapi situasi tersebut, CEO OpenAI Sam Altman melalui akun X (Twitter) mengumumkan, pengguna berbayar kini dapat memilih kembali GPT-4o. “Kami akan memantau penggunaannya sambil mempertimbangkan berapa lama model lama ini akan tetap tersedia,” tulis Altman.
Peluncuran GPT-5 awalnya disambut antusias karena diklaim lebih cerdas, aman, minim halusinasi, serta setara kecerdasan akademik PhD. Namun, OpenAI sendiri mengakui bahwa gaya respons GPT-5 sengaja dibuat lebih formal untuk mengurangi sifat “menjilat” yang muncul di GPT-4o akibat pembaruan tak disengaja awal tahun ini.
Kekecewaan publik bahkan memunculkan petisi daring di Change.org yang dibuat oleh kandidat PhD asal University of Saskatchewan, Sophie Duchesne, untuk mempertahankan GPT-4o. Petisi ini awalnya hanya memiliki 300 tanda tangan, namun sehari setelah GPT-4o dihapus, jumlah dukungan melonjak menjadi lebih dari 2.000.
“Rasanya seperti kehilangan teman dekat. Saya menangis saat mendengar kabarnya, bahkan teman saya sampai muntah karena syok,” ungkap Duchesne.
OpenAI memastikan pihaknya akan terus memperbaiki GPT-5 agar tetap cerdas sekaligus terasa lebih “hidup” bagi pengguna, sembari memberikan opsi transisi bagi mereka yang masih setia dengan GPT-4o.