SUBANG, TINTAHIJAU.com – Tak bisa dipungkiri, smartphone masa kini adalah mahakarya desain. Bentuknya yang ramping, body bagian belakang berlapis kaca dengan layarnya yang penuh warna nan memukau. Namun, di balik semua kemewahan itu, ada sesuatu yang terasa kurang – karakter.
Hari ini, baik iPhone, Galaxy, Pixel, atau smartphone flagship lain, perbedaan desainnya hampir tidak terlihat. Kendati ada perbedaan di sisi kamera, warna body yang mengkilat tapi menjurut saya hanya itu saja perbedaannya.
Coba saja jajarkan selusin smartphone dari merek-merek ternama yang dirilis tahun 2024, sebagian besar dari kita mungkin akan sulit untuk menemukan satu desain yang benar-benar berbeda dan berani untuk melawan kaidah-kaidah desain smartphone masa kini. Sudut-sudut membulat, kaca yang bersih, dan satu-satunya unsur estetis yang menonjol mungkin adalah pilihan warna yang sedikit “nyeleneh.”
Ya, ponsel layar tekuk dan flip memang menjadi perangkat dengan desain ‘selingan’ yang cukup unik dan menyenangkan. Samsung dan Motorola telah membawa kembali desain clamshell dari era 2000-an ke dunia teknologi modern. Namun, meskipun inovatif, mereka masih belum bisa membawa perangkat yang lebih dari sekadar tren. Ada sesuatu yang hilang – yup, sensasi mengetik pada keyboard fisik yang memberikan umpan balik.

Inilah saatnya kita menghadirkan kembali pesona Google G1, T-Mobile Sidekick, dan tentu saja, BlackBerry, ponsel-ponsel tersebut memiliki sesuatu yang tak dimiliki desain masa kini; keyboard fisik.
Bayangkan sebuah Google G1 versi modern di tahun 2024 (mungkin bisa disebut Pixel Slide). Ponsel ini tetap mempertahankan keyboard geser dengan mekanisme yang halus, namun dilengkapi layar, kamera, dan perangkat keras terbaru.
Hal yang sama berlaku untuk Sidekick, yang memiliki engsel terbaik di kelasnya, dan BlackBerry, dengan keyboard yang membuat mengetik di ponsel menjadi pengalaman tak tertandingi.
Ini bukan sekadar nostalgia – ini adalah tentang memberikan pengguna cara berbeda untuk berinteraksi dengan perangkat mereka. Mengetik pada keyboard fisik memberikan pengalaman yang sangat berbeda dibanding mengetik di layar sentuh. Ada rasa koneksi, ritme, dan kepuasan yang sulit didapatkan dari mengetuk layar kaca alias virtual keyboard.
Faktanya, keyboard fisik tidak selalu mempercepat proses mengetik, namun justru membuat pengguna lebih berhati-hati dan teliti. Hal ini memberikan pengalaman mengetik yang lebih personal dan memuaskan, setidaknya itu menurut saya jika dibandingkan dengan mengetik pada keyboard yang muncul di layar yang terdapat pada kebanyakan smartphone saat ini.
Kita tidak kekurangan konsep baru dalam dunia teknologi. Ponsel lipat disambut positif meskipun belum benar-benar menjadi perangkat yang mainstream. Ponsel sederhana (dumb phone) juga mulai kembali diminati. Orang-orang merindukan perangkat yang berbeda dan unik di tengah pasar smartphone yang seragam.
Dalam industri smartphone yang sudah matang seperti sekarang, apakah ada nilai dari tampil beda? Kesuksesan ponsel lipat menunjukkan bahwa sebenarnya memang ada keinginan untuk desain yang menawarkan sesuatu yang benar-benar berbeda. Namun, ponsel lipat cenderung mahal dan terkadang kurang tahan lama dibanding ponsel konvensional pada umumnya.
Di sinilah Google G1 modern atau BlackBerry model baru bisa menjadi solusi yang menyegarkan – perangkat unik dengan sentuhan praktis.
Jadi, jika memang ada ‘BlackBerry model baru’ atau smartphone dengan tombol QWERTY fisik, saya siap untuk menyambutnya. Hadirkan kembali Google G1, Sidekick, atau BlackBerry, bahkan jika hanya salah satu di antaranya. Smartphone masa kini mungkin indah, tetapi selalu ada ruang untuk sesuatu yang lebih dari sekadar keindahan.
Subang, 31 Desember 2024
IG | X : @rosgani