Persaingan AI Semakin Memanas! Google Rilis Gemini 2.0 yang Lebih Canggih

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pada hari Rabu, Google secara resmi mengumumkan rangkaian terbaru dari model kecerdasan buatan (AI) miliknya, Gemini 2.0. Menurut Google, ini adalah rangkaian model AI paling kuat yang pernah mereka rilis.

Sebelumnya, pada Desember lalu, Google hanya membuka beberapa fitur untuk pengembang dan penguji terpercaya, serta mengintegrasikan beberapa fitur ke dalam produk inti mereka. Kini, Gemini 2.0 telah sepenuhnya tersedia bagi semua pengguna melalui Google AI Studio dan API Gemini untuk pengembang.

Tiga Submodel untuk Berbagai Kebutuhan

Gemini 2.0 hadir dalam tiga varian model yang dirancang untuk berbagai kebutuhan:

  • 2.0 Flash: Dikenal sebagai model utama, cocok untuk tugas dengan kapasitas tinggi dan frekuensi tinggi.
  • 2.0 Pro Experimental: Model ini difokuskan untuk meningkatkan performa pemrograman dan dianggap sebagai alat pendukung terbaik dalam coding sejauh ini. Model ini mendukung input hingga 2 juta token dan mampu menganalisis serta memproses informasi dalam jumlah besar secara bersamaan.
  • 2.0 Flash-Lite: Diklaim sebagai model paling hemat biaya dengan peningkatan kecepatan dan efisiensi dibandingkan 1.5 Flash. Model ini memiliki jendela konteks 1 juta token dan mendukung input multimodal.

Harga yang Kompetitif

Dalam hal harga, 2.0 Flash dikenakan biaya 10 sen per juta token untuk setiap pemrosesan data dalam jumlah tersebut dan mendukung input dalam bentuk teks, gambar, serta video. Sementara itu, Flash-Lite sebagai versi lebih hemat, hanya dikenakan biaya 0,75 sen untuk pemrosesan dalam jumlah yang sama.

Reaksi pengguna di media sosial X menunjukkan antusiasme terhadap harga dan kemampuan Gemini 2.0:

  • “Harga ini gila! Performa yang luar biasa.”
  • “Ini adalah salah satu model terbaik yang pernah saya gunakan, terutama dalam pemrograman.”
  • “O1 masih lebih baik!”

Persaingan AI Semakin Memanas

Peluncuran penuh Gemini 2.0 menandai langkah terbaru Google dalam pengembangan “AI agent”, sebuah teknologi yang memungkinkan AI bertindak sebagai asisten cerdas yang mampu menangani tugas-tugas kompleks tanpa perlu panduan langkah demi langkah dari pengguna. Teknologi ini diharapkan dapat meningkatkan efisiensi kerja dan mengurangi tugas-tugas berulang.

Raksasa teknologi seperti Meta, Amazon, Microsoft, OpenAI, dan Anthropic juga tengah berlomba dalam mengembangkan AI agent. Misalnya, Anthropic yang didukung oleh Amazon telah meluncurkan AI agent yang mampu menyelesaikan tugas kompleks dalam puluhan hingga ratusan langkah.

Sementara itu, OpenAI yang didukung oleh Microsoft memperkenalkan fitur “Operator” yang mampu mengotomatisasi berbagai tugas, seperti merencanakan liburan, memesan restoran, hingga berbelanja kebutuhan sehari-hari. OpenAI juga meluncurkan alat “Deep Research” untuk membantu AI dalam menghasilkan laporan penelitian dan menganalisis berbagai topik yang dipilih oleh pengguna.

Google sendiri tidak ingin ketinggalan. Pada Desember tahun lalu, mereka meluncurkan alat serupa bernama “Deep Research” yang bertujuan membantu pengguna dalam mengeksplorasi topik kompleks dan menyusun laporan penelitian. Menurut laporan media, Google berencana merilis lebih banyak fitur AI pada awal 2025.

Dalam sebuah konferensi strategi, CEO Google, Sundar Pichai, menyatakan:

“Dalam sejarah, Anda tidak selalu harus menjadi yang pertama, tetapi Anda harus menjadi yang terbaik. Saya pikir itulah yang akan menjadi fokus utama di tahun 2025.”

Dengan persaingan yang semakin ketat, Google tampaknya semakin berupaya untuk mempertahankan posisinya di puncak inovasi AI. Apakah Gemini 2.0 akan menjadi gebrakan terbesar Google dalam dunia kecerdasan buatan? Kita tunggu perkembangan selanjutnya.