JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Langkah terbaru yang diambil Telegram mungkin belum cukup untuk menghalangi aktivitas kriminal di platform tersebut.
Meski Telegram kini berjanji untuk memberikan alamat IP dan nomor telepon pengguna kepada pihak penegak hukum, berbagai fitur privasi yang tersedia tetap memungkinkan pengguna untuk melakukan komunikasi secara anonim.
Fitur-fitur tersebut mencakup enkripsi end-to-end, pesan yang bisa menghilang secara otomatis, dan kemampuan menggunakan Telegram tanpa memerlukan kartu SIM.
Selama ini, aplikasi Telegram telah sering digunakan oleh kelompok ekstremis, penganut teori konspirasi, dan para demonstran untuk berkoordinasi dalam melakukan aksi dan serangan.
Hal ini menuai kritik dari berbagai pemerintah di seluruh dunia. Namun, Pavel Durov, pendiri Telegram, mengklaim bahwa hanya 0,01% dari pengguna Telegram yang terlibat dalam aktivitas kriminal, meskipun kelompok kecil ini memberikan citra buruk pada platform.
Para ahli berpendapat bahwa angka tersebut tidak realistis dan terkesan mengecilkan masalah serius yang dihadapi platform ini. Mereka menilai bahwa risiko yang ditimbulkan oleh pengguna yang terlibat dalam aktivitas ilegal jauh lebih besar daripada yang diakui oleh Telegram.
Terlepas dari kebenaran klaim tersebut, Telegram saat ini tengah berupaya keras untuk meningkatkan kepatuhan terhadap hukum serta memperbaiki citra publik mereka, terutama setelah penangkapan Durov.
Langkah-langkah ini menunjukkan bahwa Telegram ingin mengambil tindakan yang lebih tegas terhadap penyalahgunaan platform, namun apakah upaya ini akan cukup untuk menghalangi aktivitas kriminal di masa mendatang, masih menjadi pertanyaan besar.