JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Smartphone AI hasil kolaborasi ByteDance dan ZTE mencuri perhatian pasar China setelah ludes terjual pada hari pertama peluncuran. Konsumen berbondong-bondong mencoba kemampuan asisten AI interaktif Doubao yang terintegrasi langsung pada sistem operasi.
Perangkat bernama ZTE Nubia M153 itu merupakan purwarupa teknis yang hanya dijual secara online. Dengan harga 3.499 yuan (sekitar Rp8,2 juta), ponsel ini menawarkan fitur perintah suara yang mampu memesan restoran, mengedit foto, hingga melakukan pencarian harga produk.
Meski tidak mengungkap jumlah unit yang tersedia, tingginya permintaan membuat pasokan langsung habis pada Senin (1/12). Di pasar barang bekas Xianyu milik Alibaba, harga ponsel tersebut melonjak hingga 4.999 yuan, naik sekitar 43 persen dari harga awal.
Keberhasilan ini menjadi penanda strategi baru dalam pemasaran smartphone, di mana perangkat lunak—bukan lagi spesifikasi hardware—menjadi nilai jual utama. Namun, analis menilai masa depan ByteDance di pasar perangkat keras masih penuh tantangan.
Morgan Stanley menyebut integrasi AI pada level sistem operasi justru bisa melemahkan posisi produsen perangkat asli (OEM). Sementara itu, analis IDC China, Guo Tianxiang, memprediksi ByteDance hanya akan mampu bekerja sama dengan produsen kecil karena pemain besar seperti Apple, Huawei, dan Xiaomi cenderung mengembangkan asisten AI sendiri.
ZTE sendiri selama ini tidak menonjol di pasar lokal dan belum pernah masuk lima besar produsen smartphone China. Meski demikian, kolaborasi ini membuka jalan bagi upaya baru ByteDance dalam memperluas ekosistem AI ke perangkat konsumen.
Video demonstrasi menunjukkan Doubao dapat menceritakan isi gambar, menghapus objek pada foto, mencari harga termurah di berbagai aplikasi belanja, hingga melakukan pembelian dengan persetujuan pengguna.






