SUBANG, TINTAHIJAU.com – CEO Facebook, Mark Zuckerberg, pernah mempertimbangkan untuk mengakuisisi atau memiliki saham besar di Associated Press (AP), sebuah kantor berita terkemuka. Pemikiran tersebut muncul setelah Facebook menghadapi tuduhan memengaruhi pemilihan presiden Amerika Serikat tahun 2016.
Dilansir oleh Business Insider pada Kamis (9/5/2024), keinginan ini timbul karena Facebook, yang kini dikenal sebagai Meta, menjadi sorotan di Washington atas klaim menyebarkan berita palsu selama pemilihan yang dimenangkan oleh Donald Trump.
Pemerintah AS mulai mengawasi Facebook setelah platform tersebut dianggap membantu menyebarkan berita palsu. Kepanikan semakin meningkat ketika terungkap bahwa badan di Rusia telah menghabiskan dana besar untuk iklan di Facebook, dengan tujuan memperkeruh suasana selama kampanye pemilihan presiden AS.
KEndati demikian, Moskow membantah campur tangan dalam pemilihan AS, CEO Facebook, Mark Zuckerberg, dipaksa untuk membuat perubahan signifikan pada layanan dan kebijakan privasi Facebook.
Zuckerberg, dalam waktu yang hampir bersamaan, memiliki ide untuk mengakuisisi kantor berita sebagai sumber informasi yang dapat dipercaya. Meskipun mempertimbangkan beberapa outlet media, fokusnya kemudian tertuju pada Associated Press (AP).
Namun, AP membuat proses akuisisi menjadi sulit. Sebagai gantinya, Zuckerberg berpikir untuk memberikan subsidi permanen kepada AP. Namun, ide ini dibatalkan, diduga karena takut akan pengawasan peraturan yang lebih ketat.
Zuckerberg kemudian merenungkan gagasan untuk meluncurkan organisasi berita Facebook sendiri dengan konten asli. Namun, ide ini juga ditinggalkan karena kekhawatiran atas kurangnya kepercayaan publik pada Facebook pada saat itu.
Meskipun begitu, Facebook tidak memberikan komentar atas laporan tersebut, sementara juru bicara AP menyatakan bahwa AP tidak mengetahui adanya pembicaraan mengenai akuisisi.