JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Sebuah studi baru yang dilakukan oleh RAND mengungkapkan bahwa banyak proyek teknologi kecerdasan buatan (AI) saat ini berpotensi mengalami tingkat kegagalan yang sangat tinggi, yakni hingga 80%.
Penelitian ini menunjukkan bahwa proyek AI memiliki kemungkinan gagal dua kali lebih sering dibandingkan proyek pengembangan perangkat lunak biasa. Para peneliti menemukan lima alasan utama yang menyebabkan kegagalan ini.
Pertama, kegagalan proyek AI lebih sering disebabkan oleh kegagalan kepemimpinan daripada kegagalan teknis. Para eksekutif dan pemimpin proyek sering kali tidak memahami dengan jelas permasalahan yang ingin diatasi oleh AI.
Akibatnya, mereka tidak berhasil mengomunikasikan kebutuhan tersebut kepada tim pengembang, atau mencoba menerapkan AI pada masalah yang sebenarnya tidak dapat diselesaikan dengan teknologi tersebut. Banyak pemimpin terlalu fokus pada kemajuan AI, sehingga melupakan solusi yang lebih sederhana dan lebih efektif.
Alasan kedua adalah kurangnya ketersediaan sumber daya. Pemimpin proyek sering kali tidak bersedia atau tidak mampu menyediakan sumber daya yang cukup untuk memproses data dan melatih AI secara memadai. Hal ini mengakibatkan proyek tidak berjalan dengan baik atau produk yang dihasilkan tidak memberikan solusi yang lengkap.
Selain itu, ekspektasi yang tidak realistis juga menjadi penyebab kegagalan proyek AI. Pimpinan perusahaan kerap kali memiliki pandangan yang terpengaruh oleh sensasi dan klaim pemasaran mengenai kemampuan AI, sehingga tim pengembang tidak dapat memenuhi harapan tersebut dalam waktu yang ditentukan.
Meskipun teknologi AI terus berkembang dan menjadi tren besar dalam beberapa tahun terakhir, potensi AI di masa depan masih sangat besar. Apakah tingkat kegagalan ini akan tetap tinggi atau berkurang, hanya waktu yang dapat menjawab. Perkembangan teknologi AI di masa mendatang tentu akan menarik untuk diikuti.
Sumber: Jagat Review