Teknologi

Xiaomi 17 Ultra Naik Harga, Sinyal Awal Kenaikan Smartphone Kelas Atas

×

Xiaomi 17 Ultra Naik Harga, Sinyal Awal Kenaikan Smartphone Kelas Atas

Sebarkan artikel ini
Xiaomi 17 Pro Max Rilis, Usung Layar Belakang Inovatif dan Kamera Leica Foto: Xiaomi

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Kenaikan harga ponsel pintar kembali menjadi sorotan seiring diluncurkannya Xiaomi 17 Ultra di pasar China. Ponsel flagship terbaru Xiaomi tersebut resmi dibanderol mulai 6.999 yuan untuk varian 12 GB/256 GB, atau naik sekitar 500 yuan dibandingkan pendahulunya, Xiaomi 15 Ultra, yang tahun lalu dijual dengan harga 6.499 yuan untuk konfigurasi serupa.

Kenaikan tersebut setara hampir 10 persen dan menegaskan peringatan Presiden Xiaomi, Lu Weibing, beberapa bulan sebelumnya terkait potensi lonjakan harga ponsel akibat meningkatnya harga memori RAM. Kekhawatiran itu kini terbukti, sekaligus menjadi sinyal bahwa harga ponsel kelas atas akan semakin mahal ke depan.

Tak hanya di pasar domestik, konsumen di luar China diperkirakan harus merogoh kocek lebih dalam untuk memiliki Xiaomi 17 Ultra. Media Korea Selatan, Aju News, melaporkan bahwa harga Xiaomi 17 Ultra untuk pasar global diprediksi sekitar 10 persen lebih mahal dibandingkan harga di China. Informasi tersebut dikutip oleh Android Authority pada Jumat (26/12/2025).

Sumber industri menyebutkan, kenaikan harga ponsel Xiaomi dipicu oleh kelangkaan pasokan DRAM untuk perangkat seluler. Lonjakan permintaan memori berteknologi tinggi untuk pusat data kecerdasan buatan (AI) telah mendorong harga mobile DRAM naik signifikan, sehingga biaya produksi ponsel ikut terdongkrak.

DRAM sendiri menyumbang sekitar 20 persen dari total biaya komponen sebuah smartphone. Dengan harga RAM yang terus meningkat, produsen ponsel tak memiliki banyak pilihan selain menyesuaikan harga jual perangkat demi menjaga margin keuntungan.

Fenomena ini diperkirakan tidak hanya terjadi pada Xiaomi. Sejumlah vendor ponsel lain disebut akan mengikuti langkah serupa mulai awal 2026. Samsung, misalnya, dikabarkan menargetkan penjualan Galaxy S26 series serta Galaxy Z Fold8 dan Flip8 sekitar 10 persen lebih tinggi dibandingkan generasi sebelumnya. Target tersebut ditafsirkan sebagai upaya untuk mengimbangi tekanan margin akibat kenaikan biaya produksi.

Padahal, dalam beberapa tahun terakhir Samsung relatif mampu menjaga kestabilan harga ponsel flagship-nya. Seri Galaxy S21 hingga Galaxy S25 konsisten dipasarkan dengan harga mulai USD 799.

Apple pun diperkirakan tak luput dari dampak krisis RAM global. Seri iPhone 18 yang dijadwalkan meluncur pada musim gugur 2026 diprediksi mengalami kenaikan harga seiring peningkatan kapasitas RAM, meski besaran kenaikannya belum diungkap. Apple sejauh ini masih mampu mempertahankan harga iPhone 17 series yang dirilis tahun ini.

Ke depan, harga ponsel Apple bahkan diprediksi dapat mencetak rekor baru seiring rencana peluncuran iPhone layar lipat pertama, yang dipastikan membawa teknologi lebih canggih dan komponen dengan biaya produksi lebih tinggi.

Kondisi tersebut menandai babak baru industri smartphone global, di mana tekanan biaya komponen, khususnya memori, berpotensi mendorong harga ponsel flagship semakin menjauh dari jangkauan konsumen umum.