Destinasi Wisata Cantik di Majalengka, Inilah Sejarah Nama Panyaweuyan

MAJALENGKA, TINTAHIJAU.com – Salah satu obyek wisata yang paling populer dan favorite di kabupaten Majalengka, adalah Terasering Panyaweuyan.

Obyek wisata yang berlokasi di kecamatan Argapura, dan digadang-gadang mirip terasering Ubud Bali ini paling banyak diminati wisatawan karena spotnya yang indah, kendati untuk menuju lokasi harus menempuh jalan yang bisa memacu andrenalin karena curam dan berkelok.

Seiring populernya nama Panyaweuyan, dan banyak disebut wisatawan, namun banyak yang tidak tahu bagaimana asal usul nama Panyaweuyan tersebut.

Pengelola wisata Terasering Panyaweuyan Mulyadi mengatakan, bukit-bukit yang ada di kawasan Panyaweuyan sebenarnya mempunyai nama tersendiri.

Setidaknya ada sekitar 4-5 nama bukit yang ada di wisata tersebut. Akan tetapi, dari beberapa titik itu hanya nama Panyaweuyan yang paling populer.

“Sebenarnya Panyaweuyan sendiri nama dari salah satu titik bukit, tiap titik itu mempunyai nama tersendiri. Ada sekitar 4-5 titik ya, dari mulai Lawang Saketeng, Pencut Kitahi, Legok Jengkol hingga Legok Kondang. Sebenarnya kalau diabsen mah banyak ya, cuma yang terdekat dengan Panyaweuyan nama-nama itu tadi,” kata Mulyadi, Selasa (12/9/2023).

Baca Juga:  DikKopi, Tempat Ngopi Asik di Sukamelang Subang, Full WiFi dan Live Music

Dikenalnya nama Panyaweuyan, kata Mulyadi, bukan tanpa sebab. Nama Panyaweuyan disematkan untuk wisata ini karena sudah dikenal masyarakat.

“Untuk nama Panyaweuyan yang sekarang jadi nama wisata, itu karena dikenal sama masyarakatnya ini (Panyaweuyan). Jadi kita namakan Panyaweuyan aja seperti itu. Bukan hasil kesepakatan juga, emang dikenalnya itu sama masyarakat, jadi kita pakai,” ungkapnya.

Dijelaskannya, nama Panyaweuyan sendiri diambil dari Bahasa Sunda, yaitu ‘Saweuy’ atau yang artinya jaring. Sebab, sekitar tahun 80-an kawasan tersebut dulunya merupakan tempat menjaring burung.

Baca Juga:  Mengintip Fasilitas Mewahnya Situ Bagendit Kabupaten Garut

“Artinya Panyaweuyan itu dalam Bahasa Sundanya berasal dari kécap Saweuy, atau artinya jaring. Nah salah satu bukit di sini tuh dulunya sering dipakai untuk menjaring burung,” jelasnya.

Meski bukit Panyaweuyan dijadikan nama tempat wisata tersebut. Namun, saat itu bukit tersebut tidak dibuka untuk wisatawan. Itu karena, area bukit Panyaweuyan dinilai tidak ramah bagi pengunjung.

“Awalnya pernah buka, tapi tidak dibuka secara dikelola. Di tutup sejak tahun 2000-an. Alasannya karena sistem keamanannya terlalu bahaya, curam juga bukitnya,” terangnya.

Seperti diketahui, wisata ini berlokasi di wilayah Kecamatan Argapura, Majalengka. Secara letak geografis Terasering Panyaweuyan berada di tiga desa, yakni Sukasari Kaler, Sukasari Kidul dan Tejamulya.

Saat ini kata Mulyadi Terasering Panyaweuyan mulai menerapkan kebijakan tiket satu pintu. Kebijakan ini sudah berlangsung sejak libur Lebaran 2023.

Baca Juga:  Promosi Wisata, Ridwan Kamil Kukuhkan 855 Duta Pariwisata Jabar

Kebijakan ini diharapkan dapat meringankan beban para pengunjung. Pasalnya sebelum kebijakan ini diterapkan, pengunjung harus bayar lebih satu kali jika ingin mengeksplor lebih luas Terasering Panyaweuyan.

“Ini (kebijakan tiket satu pintu) untuk meringankan kepada para pengunjung agar tidak bayar beberapa kali,” katanya.

Dulunya, lokasi tiga titik tiket itu berada di Lawang Saketeng, Terasering Sukasari Kidul dan Terasering Tejamulya. Harga tiket masuk masing-masing loket tiket, yakni Rp5 ribu per orang.

Namun setelah kebijakan tersebut diterapkan, jelas Mulyadi, harga tiket masuk Terasering Panyaweuyan kini menjadi Rp12 ribu per orang. Harga tiket terbaru itu, sudah bisa dinikmati pengunjung dengan menjelajah beberapa spot di Panyaweuyan tanpa harus bayar beberapa kali.

 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

FOLLOW SOCMED:
FB & IG: TINTAHIJAUcom
IG & YT: TINTAHIJAUcom
E-mail: red.tintahijau@gmail.com