Wisata  

Mengenal Subak, Sistem Pengelolaan Air di Bali yang Jadi Warisan Budaya Dunia

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pada forum internasional 10th World Water Forum Bali 2024 yang akan digelar pada 18-24 Mei 2024, Indonesia akan memperkenalkan sebuah sistem pengelolaan air yang unik, bernama Subak.

Subak merupakan sistem yang telah ada sejak abad ke-9 di Bali, yang kini telah diakui sebagai Warisan Budaya Dunia oleh UNESCO. Namun, apa sebenarnya Subak itu dan mengapa penting untuk dipahami?

Subak adalah sistem pengelolaan air kanal dan bendungan yang melibatkan berbagai komponen seperti hutan, lanskap sawah berundak, kanal, bendungan, terowongan, desa, dan pura. Air dari mata air dan kanal mengalir melalui pura dan masuk ke sawah berundak, menjaga ketersediaan air dan ekologi sawah di seluruh daerah aliran sungai.

Dengan adanya Subak, irigasi sawah-sawah di daerah padat penduduk seperti Bali menjadi lebih efisien, memungkinkan warga lokal untuk menjadi petani yang produktif meskipun lahan pertanian terbatas.

Menurut Deputi Bidang Kebijakan Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN), Mego Pinandito, Subak merupakan salah satu kekayaan budaya yang ingin Indonesia bagikan dengan dunia. Melalui forum internasional tersebut, Indonesia berharap dapat memperkenalkan Subak kepada negara-negara lain yang memiliki kondisi serupa, sebagai contoh solusi dalam mengelola sumber daya air dengan baik.

Subak bukan hanya sekadar sistem pengelolaan air, tetapi juga mencerminkan filosofi Bali Tri Hita Karana yang menghubungkan dunia roh, manusia, dan alam. Filosofi ini berkembang dari pertukaran budaya antara Bali dan India selama dua milenium.

Subak juga mengajak warga untuk berhubungan harmonis dengan lingkungan melalui ritual di pura air, mengingatkan akan ketergantungan manusia pada kekuatan alam yang menopang kehidupan.

Dalam praktiknya, Subak melibatkan ribuan petani pengelola pasokan air dari satu sumber air. Properti Subak mencakup berbagai lokasi yang dipandang memiliki konotasi sakral, mencerminkan hubungan yang erat antara alam, agama, dan budaya dalam sistem pengelolaan air tradisional Bali.

Dengan keberadaannya yang telah diakui secara internasional sebagai Warisan Budaya Dunia, Subak menjadi bukti akan kearifan lokal dalam mengelola sumber daya alam secara berkelanjutan. Melalui pemahaman dan penyebaran informasi tentang Subak, diharapkan kesadaran akan pentingnya pelestarian budaya dan lingkungan dapat meningkat, tidak hanya di Indonesia, tetapi juga di seluruh dunia.

Dengan demikian, Subak tidak hanya merupakan sistem pengelolaan air tradisional Bali, tetapi juga sebuah warisan yang harus dijaga dan dipahami untuk keberlangsungan hidup manusia dan alam secara keseluruhan.