SUBANG, TINTAHIJAU.com – Kota Subang, yang terletak di Jawa Barat, dikenal dengan kekayaan budayanya yang unik dan keindahan alamnya. Namun, salah satu hal yang paling ikonik di sana adalah buah nanas.
Nanas telah lama menjadi bagian tak terpisahkan dari Subang, sehingga seringkali dikatakan bahwa perjalanan ke kota ini tidak lengkap tanpa mencicipi buah nanas atau membawanya pulang sebagai oleh-oleh.
Ibaratnya, nanas menjadi seperti oncom atau peuyeum Bandung yang selalu menyenangkan selera. Nanas dari Subang memiliki cita rasa dan aroma yang khas dan kuat, menjadikannya salah satu ciri khas dari daerah ini.
Di sepanjang jalur dari Jalancagak hingga Ciater, yang menghubungkan Subang dengan Bandung, Anda akan menemui deretan kios-kios yang menjual nanas sebagai dagangan utama, bersama dengan berbagai jenis buah-buahan seperti pisang, manggis, alpukat, menteng, dan durian.
Wilayah Subang Selatan telah lama menjadi penghasil nanas terbesar di Jawa Barat, karena memiliki areal yang luas yang ditanami dengan komoditas buah nanas.
Sentra komoditas nanas ini terletak di wilayah yang berada di ketinggian sekitar 600-700 meter di atas permukaan laut, tersebar di beberapa desa di kecamatan Jalancagak, Ciater, Kasomalang, Cijambe, dan sekitarnya. Di wilayah ini, nanas dibudidayakan sebagai tanaman tumpangsari maupun tanaman pokok yang tumbuh di pekarangan rumah, kebun, hingga tanah milik kehutanan dan PTPN.
Nanas dari Subang yang paling terkenal adalah yang dikenal sebagai “Nanas Si Madu.” Buah nanas ini memiliki ukuran besar dan bentuk yang menggembung. Buahnya memiliki rasa manis dan segar layaknya seperti madu, seiring dengan aroma kuat yang khas memberikan pengalaman rasa yang tak terlupakan.
Menariknya, Nanas Si Madu tidak selalu dapat dihasilkan oleh semua petani yang membudidayakan nanas. Ada yang berpendapat bahwa Nanas Si Madu mungkin tercipta secara ‘kebetulan’, namun ada juga pendapat lain yang menyebutkan bahwa perlakuan khusus seperti pemberian pupuk buatan atau urea yang memadai dapat mempengaruhi hasil nanas Si Madu ini. Selain itu, panjang dan lamanya usia hari tanaman nanas juga berperan penting dalam pengembangan rasa buahnya.
Saat ini, buah nanas dari Subang tidak hanya dijual dalam bentuk buah utuh. Masyarakat setempat telah mengembangkan berbagai produk olahan nanas, seperti wajit nanas, dodol nanas, keripik nanas, dan selai nanas, yang dikemas secara menarik.
Produk-produk ini telah menjadi oleh-oleh khas Subang yang dapat ditemukan di pusat oleh-oleh di lokasi wisata seperti Sari Ater, Tangkuban Parahu, atau kios-kios sepanjang perjalanan dari Subang ke Bandung.

Sebagai simbol bahwa Subang merupakan sentra komoditas nanas, sebuah Tugu Nanas Raksasa dibangun di Simpang Tiga Jalancagak, yang menandakan arah menuju Bandung, Sumedang, dan Subang. Tugu ini menjadi simbol kebanggaan bagi warga Subang atas kekayaan buah nanas mereka.
Tugu ini telah direvitalisasi beberapa kali sejak tugu ikonik ini dibangun tahun 2005 lalu, yakni pada saat kepemimpinan Bupati Ojang Sopandi dan kepemimpinan Ruhimat dengan warna cat yang lebih natural sehingga tampilan tugu buah nanas raksasa itu terlihat lebih nyata.
Dengan cita rasanya yang manis nanas Subang ini telah menjadi ikon kota dan merupakan bagian penting dari warisan budaya dan kuliner kota ini. Ketika Anda berkunjung ke Subang, pastikan untuk mencicipi Nanas Si Madu dan membawa pulang sebagai oleh-oleh yang lezat untuk mengenang perjalanan Anda di kota ini.[]