SUBANG, TINTAHIJAU.com – Keluarga merupakan salah satu pilar penting dalam masyarakat. Kehadiran anggota keluarga baru, seperti anak, adalah sebuah tahap penting dalam perjalanan hidup pasangan yang telah menikah. Namun, tidak selamanya pasangan yang sudah menikah siap untuk menghadapi kehamilan. Ada berbagai kondisi yang dapat membuat seorang istri belum siap untuk hamil, seperti berat badan yang belum mencukupi atau kondisi kesehatan tertentu.
Dalam situasi seperti ini, penting bagi suami untuk memainkan peran yang aktif dalam menjaga kesehatan dan kesejahteraan keluarga mereka. Menurut Kepala Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) RI, Hasto Wardoyo, salah satu cara efektif untuk menekan angka kehamilan yang terlalu dini adalah melalui program Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan kondom.
Hasto menjelaskan bahwa sebelum seorang istri memenuhi syarat untuk hamil, suami harus sadar akan pentingnya ber-KB kondom. Ini terutama relevan bagi pasangan yang baru menikah dan istri mereka belum memenuhi syarat untuk hamil. Menurut data dari aplikasi elektronik siap nikah dan siap hamil (elsimil) pada tahun 2023, terdapat sekitar 1,9 juta pasangan yang menikah, tetapi hampir 20 persen istri dari pasangan ini tidak memenuhi syarat untuk hamil.
Kebanyakan dari istri-istri ini belum memenuhi syarat untuk hamil karena alasan berat badan yang belum cukup atau terlalu kurus. Dalam situasi seperti ini, peran suami sangatlah penting untuk tidak menghamili istrinya dengan menggunakan KB kondom. Ini adalah langkah yang bijak untuk menjaga kesehatan ibu dan anak serta untuk mencegah kehamilan terlalu dini.
Selain mencegah kehamilan terlalu dini, program KB kondom juga memiliki manfaat lain yang tidak kalah penting, yaitu mencegah penyebaran penyakit HIV/AIDS. Oleh karena itu, program KB kondom perlu disosialisasikan secara masif kepada masyarakat. Hal ini dapat dilakukan melalui tim Bina Keluarga Balita (BKB) dan Bina Keluarga Remaja (BKR).
Hasto menegaskan bahwa program kondomisasi, khususnya bagi pasangan usia subur yang belum memenuhi syarat untuk hamil tetapi sudah menikah, merupakan salah satu program yang paling cocok untuk mencegah anak lahir dengan kondisi stunting (kurang gizi kronis). Stunting adalah masalah serius yang dapat mengganggu perkembangan anak dan kualitas hidupnya di masa depan.
Terdapat beberapa jenis bahan kondom yang dapat digunakan oleh suami untuk mencegah kehamilan terlalu dini. Ada kondom berbahan plastik, lateks, dan natural. Kondom plastik lebih kuat dan cocok untuk pasangan yang baru menikah, meskipun beberapa orang mungkin merasa tidak nyaman saat menggunakannya. Kondom berbahan lateks dapat menghantarkan panas dengan efektif, tetapi memiliki risiko mudah robek. Sementara kondom natural, yang biasanya terbuat dari usus kelinci, terasa lebih halus dan nyaman, tetapi juga mudah robek.
Saad ini, BKKBN terus berkolaborasi dengan seluruh pemangku kepentingan dengan fokus pada program-program yang meningkatkan kualitas keluarga. Fokus telah bergeser dari kuantitas ke kualitas, dengan tujuan agar meskipun jumlah anak sedikit, mereka dapat tumbuh dengan baik dan sehat tanpa mengalami stunting.
Dalam upaya untuk mencapai kualitas keluarga yang lebih baik, program KB kondom memiliki peran yang sangat penting. Suami dan istri harus bekerja sama untuk membuat keputusan bijak mengenai keluarga mereka, termasuk kapan waktu yang tepat untuk memulai kehamilan. Dengan demikian, mereka dapat memastikan bahwa setiap anggota keluarga dapat tumbuh dan berkembang dengan baik, membawa harapan dan masa depan yang lebih baik bagi generasi yang akan datang.


