SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pada Debat Cawapres 2024 yang digelar pada Jumat, 22 November 2023, calon presiden nomor urut 1, Anies Baswedan, memberikan komentar positif terkait kualitas pertanyaan yang diajukan oleh calon wakil presiden nomor urut 2, Gibran Rakabuming Raka.
Setelah debat berakhir, Anies terlihat bersama pasangannya Muhaimin Iskandar atau Cak Imin di luar gedung Jakarta Convention Center (JCC).
Anies mengungkapkan kebanggaannya terhadap penampilan Cak Imin, menyebut bahwa semua gagasan yang disampaikan oleh paslon nomor urut 1 sudah tersampaikan dengan baik. Ia menyatakan rasa syukur atas ungkapannya terkait bagaimana masyarakat dapat merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi.
“Alhamdulillah, kami bangga sekali dengan apa yang tadi disampaikan oleh Gus Muhaimin. Gagasan, rencana, terkait dengan bagaimana kita bisa merasakan manfaat dari pertumbuhan ekonomi, disampaikan,” ujar Anies seperti dikutip dari laman KOMPAS.tv, Sabtu (23/12/2023).
Anies menambahkan bahwa semua gagasan yang diungkapkan oleh Cak Imin dalam debat tersebut menjadi bahan yang semakin meyakinkan masyarakat tentang perubahan yang diusung oleh pasangan tersebut.
Ketika ditanya mengenai pertanyaan dari Gibran yang menggunakan istilah yang membuatnya bingung, Cak Imin menyatakan bahwa kadang-kadang ia lupa dengan istilah atau singkatan. Namun, menurutnya, hal tersebut merupakan hal yang biasa, dan yang terpenting adalah memahami substansinya dan menjelaskan dengan tepat.
Anies turut berkomentar bahwa pertanyaan dari Gibran bersifat teknis dan bisa dicari jawabannya melalui Google. Menurutnya, di level kepemimpinan tingkat nasional, yang dibutuhkan adalah hal-hal yang bersifat substantif.
“Jadi ketika pertanyaan adalah soal terminologi teknis, padahal level ini bisa dijawab dengan Google sebetulnya. Karena yang dibutuhkan di kepemimpinan tingkat nasional adalah hal-hal yang substantif dan ini yang sesungguhnya dibawa,” ungkap Anies.
Menurut Anies, kualitas pertanyaan harus lebih berfokus pada substansi daripada aspek teknis. Publik, menurutnya, akan menilai apakah format debat tersebut lebih bersifat hafalan atau lebih menekankan pada ideologi, gagasan, dan nilai yang kemudian diwujudkan dalam kebijakan.