Kim Jong-un Sebut Korea Selatan Sebagai ‘Musuh Utama’

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Pemimpin tertinggi Korea Utara, Kim Jong-un, kembali memunculkan ketegangan di Semenanjung Korea dengan menyebut negara tetangganya, Korea Selatan, sebagai “musuh utama kami.”

Pernyataan kontroversial ini diungkapkan oleh Kim Jong-un ketika melakukan kunjungan ke pabrik-pabrik munisi di Korea Utara pada pekan ini.

Dalam pernyataannya, Kim Jong-un menyampaikan bahwa pihaknya memiliki kemampuan untuk “memusnahkan” Korea Selatan jika dihadapkan dengan provokasi.

Ia menegaskan bahwa sudah saatnya bagi Pyongyang untuk secara tegas mendefinisikan Korea Selatan sebagai “negara yang paling memusuhi” terhadap Korea Utara.

Menurut Kim Jong-un, Korea Selatan telah lama dianggap sebagai ancaman yang ingin melengserkan sistem sosialis yang dianut oleh Korea Utara. Dalam menghadapi potensi ancaman dari musuh, Kim Jong-un menekankan pentingnya untuk memperkuat senjata nuklir Korea Utara.

“Kami tidak akan ragu-ragu memusnahkan (Korea Selatan) dengan memobilisasi semua pasukan dan kekuatan yang kami miliki,” tegas Kim Jong-un seperti dilansir oleh Associated Press pada Rabu (10/1/2024).

Pemimpin Korea Utara ini telah meningkatkan retorika agresifnya terhadap Korea Selatan dan Amerika Serikat dalam beberapa tahun terakhir, seiring dengan peningkatan uji coba persenjataan.

Pada Jumat lalu, Korea Utara dilaporkan melakukan tembakan artileri ke arah perbatasan perairan dengan Korea Selatan, dan Seoul memberikan respons dengan menggelar latihan tembak langsung ke arah yang sama.

Beberapa pengamat menduga bahwa Kim Jong-un dengan sengaja meningkatkan retorikanya yang agresif untuk meningkatkan daya tawar terhadap Korea Selatan dan AS.

Pada tahun 2024, keduanya akan menggelar pemilu, dan Pyongyang dianggap berupaya mendukung kelompok liberal yang berusaha merekonsiliasi dengan Korea Utara di pemilu Korea Selatan pada April mendatang.

Selain itu, Kim Jong-un juga dinilai berkepentingan agar Donald Trump memenangkan pemilihan presiden AS pada November. Kim dan Trump telah bertemu sebanyak tiga kali dalam rangkaian diplomasi nuklir pada tahun 2018-2019, dan kemungkinan ingin mempertahankan hubungan yang telah terjalin selama pertemuan tersebut.