SUBANG, TINTAHIJAU.com – Peradaban bukan hanya tentang memenuhi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup, namun lebih dari itu.
Peradaban mencakup upaya kreatif dan inovatif dalam menanggapi tantangan zaman, dengan memanfaatkan kondisi geografis dan kekuatan bangsa serta negara. Hal ini memungkinkan peradaban untuk berkembang sesuai dengan tuntutan sosial dan geografisnya.
Penting bagi suatu bangsa untuk menggali dan mengenali hasrat kolektifnya, karena vitalitas peradaban suatu bangsa hanya dapat dipertahankan ketika hasrat tersebut diakui dan dihidupkan. Geopolitik dan kebudayaan menjadi dua aspek yang saling terkait dalam proses ini.
Geopolitik, sebagai studi tentang hubungan antara kekuatan politik dan karakteristik geografis suatu wilayah, memiliki peran penting dalam memahami suatu bangsa. Faktor-faktor seperti kondisi fisik lingkungan, karakter kolektif masyarakat, sumber daya alam, sumber daya manusia, dan lokasi geografis sangat mempengaruhi strategi kebudayaan suatu bangsa.
Contoh kesuksesan dari negara-negara seperti Cina, India, Brazil, Iran, dan Ethiopia, menjadi bukti bagaimana suatu bangsa dapat bangkit dari keterpurukan dan menjadi setara dengan negara-negara maju saat ini. Mereka mampu menghidupkan kembali vitalitas bangsanya dengan memanfaatkan potensi yang dimilikinya.
Peradaban bisa diibaratkan seperti dapur tempat mengolah bahan-bahan masakan, sementara kebudayaan adalah hasil sajian dari olahan tersebut. Dalam metafora ini, pelayaran melambangkan peradaban, sementara pelabuhan adalah kebudayaan.
Dengan memahami geopolitik dan mengembangkan kebudayaan secara bijaksana, suatu bangsa dapat memperkuat identitasnya dan mencapai kemajuan yang berkelanjutan.
Oleh karena itu, penting bagi setiap negara untuk terus menggali potensi-potensi yang dimilikinya dan mengintegrasikannya dalam pembangunan peradaban yang inklusif dan berkelanjutan.
Dr. Hendrajit: Pengkaji Geopolitik Global Future Institute (GFI) dan Wartawan Senior.
Tulisan di atas merupakan rangkuman dari pemaparan yang disampaikan oleh Dr. Hendrajit pada Orasi Budaya sebagai bagian dari kegiatan Ramadhan Art Expo 2024 yang diadakan di Jakarta