Ragam  

Suara Demokrasi, Cara SMA PGRI 1 Subang Didik Siswanya Berani Bersuara Kritis

SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Saat tidak sedikit sekolah yang membungkam suara kkritis guru dan atau siswanya, SMA PGRI 1 Subang justru mengajarkan anak didiknya untuk bersuara kritis.

SMA PGRI 1 Subang memanfaatkan implementasi P5 atau Projek Penguatan Profil Pelajar Pancasila untuk menantang siswanya berinovasi dan berkreativitas.

Selain di bidang seni budaya, tata boga, produk kreatif, Sekolah yan dikEnal dengan SMAKOT ini memanfaatkan implementasi P5 ini salah satunya untuk menantang siswanya berani bicara di depan umum dan suara kritis.

Ini sesuai dengan tujuan dari implementasi P5 yakni untuk menguatkan kompetensi dan karakter peserta didik sesuai dengan profil pelajar Pancasila.

“Jadi kita ada yang namaya suara demokrasi, di sini siswa diajak untuk bicara gagasan, mereka juga didik untuk kritis, mulai dari lingkungan sekolah,” kata Kepala SMAKOT, Asep Kahlan.

Di forum Suara Demokrasi ini, siswa dibebaskan untuk mengkritisi dari lingkungan sekolah, sistem pengajaran sampai pada penegakan disipilin di sekolah.

“Milsanya mereka mengkritik MCK, misalnya kumuh. Kita biarkan mereka bicara. Dari situ, kita juga bisa mendapat masukan dari siswa, kita cek dan jadi bahan untuk rapat dengan guru, setelah itu kita tindak lanjuti,” tandasnya.

Asep menerangkan, Suara Demokrasi ini menjadi ruang untuk siswa bicara kritis dengan banyak hal. Menurut dia, siswa punya hak untuk bicara dan menyampaikan ‘aspirasinya’ tentang banyak hal termasuk masalah di sekolah

“Kita didik dan rangsang anak-anak untuk berkemauan dan kemampuan untik bucara, kita lihat anak-anak terlampau ditekan dengan banyak tugas atau intruksi, di sini kita memberikan ruang anak-anak untuk berani bicara,” tandasnya

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini