Diduga Keracunan saat Mengkonsumsi MBG, Puluhan Siswa di Cianjur Dilarikan ke Rumah Sakit

CIANJUR, TINTAHIJAU.com — Sebanyak 38 siswa MAN 1 Cianjur mengalami gejala keracunan diduga setelah menyantap Makanan Bergizi Gratis (MBG) yang dibagikan pada Senin (21/4/2025) siang. Para siswa mulai merasakan gejala seperti mual, muntah, pusing, dan diare pada sore harinya, kemudian dilarikan ke dua rumah sakit di Cianjur untuk mendapatkan penanganan medis.

Bupati Cianjur, Mohammad Wahyu Ferdian, membenarkan peristiwa tersebut. “Iya, jadi ada beberapa siswa yang mengalami keluhan, di antaranya mual, muntah, dan diare,” ungkapnya kepada awak media, dikutip dari kanal YouTube KompasTV pada Senin malam (21/4/2025).

Wahyu menyampaikan bahwa pihaknya saat ini masih melakukan pengecekan untuk memastikan penyebab keracunan tersebut. “Kita akan mendalami, termasuk juga kita harus objektif melihat dari hasil-hasil, dan kita akan menyesuaikan dengan hasil laboratorium nanti. Sekarang kita belum bisa menyimpulkan,” jelasnya.

Dari laporan tim KompasTV di lapangan, para siswa yang mengalami keracunan dilarikan ke RSUD Sayang Cianjur dan Rumah Sakit Bhayangkara Cianjur. Kondisi sebagian besar siswa kini berangsur membaik. Pada Selasa dini hari (22/4), sekitar pukul 01.00 WIB, sebanyak 28 siswa yang sebelumnya dirawat di RSUD Sayang telah diperbolehkan pulang. Sementara itu, 6 siswa lainnya masih menjalani perawatan di RS Bhayangkara.

Kronologi kejadian bermula saat para siswa menerima dan menyantap MBG pada siang hari secara bersamaan. Menjelang sore, sejumlah siswa mulai merasakan gejala tidak nyaman hingga akhirnya harus mendapatkan penanganan medis.

Dinas Kesehatan Cianjur telah mengambil sampel makanan yang diduga menjadi penyebab keracunan untuk dilakukan uji laboratorium. Sementara itu, pihak kepolisian juga turut mendampingi proses penyelidikan dan akan mendatangi sekolah untuk menelusuri lebih lanjut penyebab kejadian tersebut.

Hingga kini, pihak terkait masih menunggu hasil pemeriksaan laboratorium guna mengetahui kandungan dalam makanan yang diduga menyebabkan gejala keracunan massal ini. Pemerintah daerah menegaskan akan terus memantau perkembangan kasus ini dan memastikan keselamatan serta kesehatan para siswa.