SUBANG, TINTAHIJAU.com – Konsumsi gula berlebihan pada anak semakin menjadi sorotan.
Data menunjukkan bahwa banyak anak Indonesia mengonsumsi makanan dan minuman manis melebihi batas wajar yang direkomendasikan.
Kondisi ini dinilai berbahaya karena dapat memicu berbagai masalah kesehatan, mulai dari obesitas, kerusakan gigi, hingga gangguan konsentrasi belajar.
Para ahli pun mengingatkan orang tua untuk lebih memperhatikan pola makan anak agar terhindar dari risiko tersebut.
Kalau anak terlalu banyak makan gula, maka ada beberapa dampak yang bisa muncul, baik jangka pendek maupun jangka panjang:
Dampak Jangka Pendek:
- Energi naik-turun cepat
Gula membuat anak cepat bersemangat tapi juga mudah lemas saat kadar gula turun. - Sulit fokus
kadar gula berlebih bisa memengaruhi konsentrasi dan perilaku. - Masalah pencernaan
Seperti perut kembung atau diare (terutama dari minuman manis).
Dampak Jangka Panjang:
- Karies gigi (gigi berlubang).
Gula jadi makanan utama bakteri penyebab kerusakan gigi. - Risiko obesitas
Asupan kalori tinggi tanpa nutrisi seimbang memicu kegemukan. - Diabetes tipe
Konsumsi gula berlebih dalam jangka panjang meningkatkan risiko resistensi insulin. - Gangguan metabolisme
Bisa memicu kolesterol tinggi atau masalah hati berlemak. - Kebiasaan makan buruk
Anak jadi terbiasa memilih makanan/minuman manis daripada yang sehat.
Idealnya, menurut rekomendasi WHO bahwa gula tambahan (bukan dari buah alami) untuk anak tidak lebih dari 25 gram per hari (sekitar 6 sendok teh).