SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Target Pendapatan Asli Daerah (PAD) melalui setoran deviden PT Subang Sejahtera (SS) tahun 2025 terancam tidak tercapai 100 persen. Direktur Utama PT SS, Ahmad Dodi Budiyanto, mengungkapkan bahwa realisasi deviden diproyeksikan tidak mencapai target sebagaimana ditetapkan dalam RKAP perusahaan.
Dodi menjelaskan, dalam RKAP 2025 PT SS menargetkan setoran deviden sebesar Rp2,8 miliar. Namun hingga akhir November, perusahaan memperkirakan hanya mampu menyetorkan sekitar Rp2,5 miliar. Penyebabnya, kinerja laba rugi perusahaan tidak berjalan maksimal sepanjang tahun.
“Laba bersih kami Rp5 miliar. Jadi 50 persen-nya, Rp2,5 miliar, yang nanti akan kami setorkan sebagai deviden. Hambatannya karena kinerja laba rugi tidak maksimal tahun ini,” ungkap Dodi.
Menurut Dodi, sektor kuari (tanah merah) menjadi salah satu penyumbang terbesar terhadap tergerusnya capaian laba. Berbagai kebijakan yang membatasi operasional kuari membuat sejumlah titik tidak dapat berproduksi.
Kondisi tersebut diperparah oleh cuaca ekstrem. “Tahun ini ada kendala kebijakan terkait kuari. Banyak yang tidak jalan, dan curah hujan yang tinggi menyebabkan beberapa pekerjaan tertunda, termasuk operasional di PT Wahana Semesta yang bekerja sama dengan kami dalam pemadatan,” jelasnya.
Di tengah tekanan itu, PT SS masih mengandalkan sejumlah sektor usaha, seperti suplai pangan ke empat Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) dan pemasokan material untuk pembangunan Tol BUJT Cipeundeuy–Patimban. Meski demikian, kontribusi masing-masing sektor belum mampu menutup penurunan pendapatan dari kuari.
Melihat kondisi tahun berjalan, Dodi menegaskan bahwa 2026 harus menjadi tahun konsolidasi dan percepatan bagi BUMD. PT SS sudah menyiapkan beberapa strategi utama untuk memastikan capaian pendapatan tidak kembali tersendat.
Salah satu yang menjadi fokus adalah pembangunan dan penguatan operasional SPPG. “SPPG ini menjadi tulang punggung baru. Kita ingin tidak hanya sebagai penyuplai bahan baku, tetapi masuk penuh sebagai pengelola agar pendapatannya optimal,” terangnya.
Tak hanya itu, PT SS mulai mempersiapkan sektor prasarana pendukung kapal bersandar lembut di Pelabuhan Patimban, sektor bisnis yang diprediksi menjadi peluang besar mengikuti peningkatan aktivitas logistik di kawasan tersebut. “Ini bagian dari sektor usaha baru yang ingin kami kembangkan agar kontribusi terhadap PAD semakin besar,” kata Dodi.
Dodi menegaskan pihaknya optimis bisa kembali menggenjot kinerja perusahaan pada 2026. Ia memastikan bahwa Subang Sejahtera telah menyiapkan langkah-langkah perbaikan pada lini usaha yang selama ini belum optimal.
“Tahun depan kita optimis realisasi dan kinerja bisa mencapai target. Kami terus menggenjot sektor usaha agar deviden untuk daerah meningkat,” pungkasnya.
Dengan sejumlah tekanan dan hambatan pada 2025, DPRD Subang sebelumnya mendorong agar PT SS memasang target yang lebih realistis namun tetap agresif untuk tahun mendatang. Tanpa penguatan pada empat sektor utama tersebut, capaian PAD melalui BUMD dikhawatirkan kembali tidak tercapai 100 persen.




