BAYONGBONG, TINTAHIJAU.com — Kabuyutan Ciburuy yang terletak di kaki Gunung Cikuray, Desa Pamalayan, Kecamatan Bayongbong, Kabupaten Garut, menjadi salah satu peninggalan penting masyarakat Sunda yang hingga kini masih bertahan. Dalam bahasa Sunda, kabuyutan berarti barang atau tempat keramat yang tidak boleh diperlakukan sembarangan karena diyakini dapat menimbulkan akibat yang tidak diinginkan.
Para ahli sejarah menilai Kabuyutan Ciburuy memiliki nilai penting karena menyimpan berbagai peninggalan kuno yang tetap terpelihara hingga saat ini. Di lokasi tersebut terdapat naskah-naskah kuno dari lontar serta sejumlah pusaka lain yang menjadi bukti sejarah panjang masyarakat Sunda.
Pemerintah telah menetapkan Kabuyutan Ciburuy sebagai cagar budaya. Kompleks situs ini terdiri atas dua bangunan utama yang berada di atas lahan seluas 5.320 meter persegi. Bangunan pertama disebut Bumi Patemon, yang menjadi tempat pertemuan, sementara bangunan kedua bernama Bumi Pademelan, tempat penyimpanan naskah kuno.

Asal-usul Kabuyutan Ciburuy dikaitkan dengan legenda Prabu Kean Santang yang disebut-sebut pernah memancangkan kerisnya di area tersebut. Keris itu kemudian tertancap dan dijadikan sebagai penanda sakral. Sejak itu, warga setempat menjaga dan merawat kawasan ini, yang akhirnya dikenal sebagai Ciburuy.
Dengan kekayaan sejarah yang tersimpan di dalamnya, Kabuyutan Ciburuy menjadi salah satu situs budaya Sunda yang penting untuk dilestarikan dan terus dikembangkan sebagai sumber pengetahuan dan warisan budaya masa depan.





