KUNINGAN, TINTAHIJAU.com – Mayoritas komoditas sayuran di Kabupaten Kuningan mengalami peningkatan produksi sepanjang 2025. Data Dinas Ketahanan Pangan dan Pertanian (Diskatan) Kuningan menunjukkan sejumlah komoditas utama mencatat kenaikan signifikan dibandingkan tahun sebelumnya, terutama cabai rawit.
Hingga November 2025, produksi cabai rawit mencapai 995 ton, naik dari 928 ton pada 2024. Cabai keriting juga meningkat dari 140 ton menjadi 227 ton. Kenaikan produksi turut terjadi pada tomat (518 ton menjadi 795 ton), wortel (207 ton menjadi 285 ton), kentang (116 ton menjadi 338 ton), kubis (1.527 ton menjadi 2.043 ton), kembang kol (73 ton menjadi 90 ton), serta sawi yang naik dari 2.312 ton menjadi 2.503 ton.
Selain peningkatan produksi, beberapa komoditas juga mengalami perluasan area tanam. Lahan cabai rawit meluas dari 109 hektare menjadi 163 hektare pada 2025, cabai keriting dari 32 hektare menjadi 43 hektare, wortel dari 11 hektare menjadi 15 hektare, sawi dari 139 hektare menjadi 148 hektare, dan tomat dari 48 hektare menjadi 64 hektare.
Kepala Diskatan Kuningan Wahyu Hidayah mengatakan, peningkatan produksi tak lepas dari sejumlah program pemerintah daerah, salah satunya Tanam di Halaman Mitra Sinergi Jaga Inflasi (Taman Masagi).
“Lewat program Taman Masagi, kami memberikan bibit, polybag, dan pupuk ke seluruh desa di Kuningan. Benih tersebut untuk jenis sayuran yang harganya rentan naik. Kami juga menyalurkan bantuan cabai merah dan bawang merah sehingga memperluas lahan tanam,” ujar Wahyu, Rabu (10/12/2025). Ia menambahkan, beberapa desa juga mengalokasikan dana khusus untuk program ketahanan pangan.
Khusus komoditas cabai, peningkatan produksi didorong oleh antusiasme masyarakat, terutama Kelompok Wanita Tani (KWT). Menurut Wahyu, tingginya harga cabai setiap tahun membuat warga termotivasi untuk menanam sendiri. “Dipacu juga oleh KWT yang menanam untuk kebutuhan sendiri. Ditambah permintaan dari MBG sehingga mereka melakukan penanaman secara mandiri,” tuturnya.
Namun demikian, tidak semua komoditas mengalami kenaikan. Beberapa jenis sayuran justru mengalami penurunan produksi, yakni bawang daun dan bawang merah. Produksi bawang daun turun dari 3.935 ton pada 2024 menjadi 2.790 ton pada 2025. Sementara bawang merah merosot dari 3.761 ton menjadi 2.543 ton.
Wahyu menjelaskan, penurunan ini dipengaruhi kondisi iklim. Sepanjang 2025, Kuningan mengalami kemarau basah yang tidak ideal bagi produktivitas kedua komoditas tersebut. “Bawang merah memerlukan suhu kering tetapi butuh banyak air. Dengan kemarau basah, kondisi tidak kering melainkan basah sehingga produktivitas menurun. Bawang daun juga rentan terhadap hujan karena memicu penyakit,” ujarnya.
Meskipun terdapat beberapa komoditas yang turun, secara keseluruhan produksi sayuran Kuningan pada 2025 menunjukkan tren positif, terutama untuk komoditas strategis yang menjadi kebutuhan harian masyarakat.











