SUKABUMI, TINTAHIJAU.com – Di banyak keluarga di Kabupaten Sukabumi, peran ayah dalam pengasuhan kerap berada di ruang yang samar. Kesibukan bekerja membuat sebagian besar ayah pulang ketika anak sudah lelah, sehingga hadir tanpa benar-benar terlibat dalam proses tumbuh kembang mereka.
Kondisi itu mendorong Dinas Pengendalian Penduduk dan Keluarga Berencana (DPPKB) Kabupaten Sukabumi menguatkan kembali pentingnya peran ayah melalui Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI), sebuah pendekatan yang menempatkan ayah sebagai figur aktif dalam pendidikan, pengasuhan, serta pembentukan perilaku sehat di keluarga.
Kepala DPPKB Kabupaten Sukabumi, Eka Nandang Nugraha, menegaskan bahwa GATI dirancang untuk menciptakan keseimbangan peran antara ayah dan ibu dalam mengurus anak.
“Gerakan Ayah Teladan Indonesia (GATI) dilakukan untuk meningkatkan peran ayah dalam pengasuhan, pendidikan, dan keteladanan di lingkungan keluarga,” ujarnya dalam keterangan tertulis.
Berkaitan dengan Upaya Turunkan Stunting
Program ini diperkuat seiring dengan fokus pemerintah daerah dalam percepatan penurunan stunting. Berbagai kajian menunjukkan bahwa keterlibatan ayah memiliki dampak langsung terhadap perkembangan kognitif dan emosional anak. Ayah yang aktif dalam pengasuhan juga cenderung membantu menciptakan rutinitas keluarga yang lebih stabil, termasuk dalam kunjungan layanan kesehatan dan pola makan yang lebih konsisten.
Di lapangan, penyuluh KB kerap menemukan keluarga yang menggantungkan seluruh urusan pengasuhan pada ibu. Ketimpangan peran ini tidak hanya memperberat beban rumah tangga, tetapi juga membuat anak kehilangan dukungan emosional dari figur ayah. Karena itu, pemerintah daerah membuka kembali ruang peran yang selama ini sering terabaikan.
Eka menambahkan bahwa fungsi pengasuhan merupakan pilar penting dalam membentuk lingkungan keluarga yang sehat.
“Fungsi pengasuhan dalam keluarga meliputi dukungan bagi anak, pendidikan karakter, serta pembentukan lingkungan yang aman dan nyaman untuk tumbuh kembang anak,” ucapnya.
Sasar Ayah Pekerja Sektor Informal
Melalui GATI, penyuluh KB mulai menyasar para ayah, termasuk mereka yang bekerja di sektor informal dan sulit hadir dalam kegiatan desa. Materi edukasi dibuat sederhana dan mudah diterapkan di rumah, seperti mengenali tanda-tanda stunting, menemani anak makan, membacakan cerita, hingga memastikan anak cukup tidur.
Program ini juga dipadukan dengan kegiatan Bina Keluarga Balita (BKB) dan pembinaan keluarga lainnya agar pesan keterlibatan ayah tidak berhenti pada slogan semata.
Keluarga sebagai Pondasi Percepatan Stunting
Upaya percepatan penurunan stunting diyakini tidak sebatas urusan gizi atau layanan kesehatan. Pemerintah menilai masalah ini menyentuh aspek fundamental tentang bagaimana keluarga membangun kedekatan, membagi peran, dan memberikan kehadiran emosional bagi anak.
“Jika gerakan ini berjalan konsisten, Sukabumi berharap struktur keluarga bukan lagi menjadi titik lemah, tetapi menjadi pondasi yang menguatkan tumbuh kembang generasi berikutnya,” pungkas Eka.






