OPINI: ASEAN DI TENGAH POLIKRISIS GLOBAL

Episentrum pertumbuhan ekonomi

Kesepakatan kepala negara ASEAN di Labuan Bajo menegaskan untuk memperkuat ASEAN sebagai organisasi yang kuat-gesit, dilengkapi dengan kapasitas kelembagaan yang kuat-efektif dalam mengatasi berbagai tantangan, dan untuk menjadikan ASEAN tetap relevan
bagi rakyatnya, kawasan, dan dunia, sambil
terus berfungsi sebagai pusat pertumbuhan
dan kemakmuran kawasan.

Data menunjukkan bahwa saat ini ekonomi ASEAN terus tumbuh membaik dan potensial sebagai pusat pertumbuhan dunia.
Hal ini didukung pula dengan jumlah populasi di kawasan ASEAN yang mencapai lebih dari 660 juta jiwa pada 2021 atau 8,4% dari total penduduk global. ASEAN juga memiliki peran penting dalam perdagangan global.

Setelahnya ada Filipina dengan jumlah startup sebanyak 330 perusahaan. Malaysia memiliki 315 startup, Thailand dan Vietnam masing-masing sebanyak 171 perusahaan dan 134 perusahaan. Jumlah startup di Myanmar sebanyak 48 perusahaan, dan startup Kamboja sebanyak 16 perusahaan.

Ada pula sembilan startup di Brunei
Darussalam. Sementara, Laos dan Timor Leste secara berurutan punya dua startup dan satu startup. Sementara secara global, Indonesia menempati posisi keenam hingga 26 Mei 2023. Amerika Serikat masih berada di posisi pertama dengan 77.554 startup.
Data ini menunjukkan bahwa semangat bertumbuh berkembang signifikan di
kawasan ASEAN mencegah erosi kohesi sosial dan polarisasi masyarakat

Rilis The Global Risks Report 2023 menulis bahwa erosi kohesi sosial dan polarisasi masyarakat dalam dua tahun ke depan akan semakin meningkat. Erosi tersebut disebabkan oleh hilangnya atau menipisnya modal sosial dan keretakan komunitas yang berimplikasi pada turunnya stabilitas sosial, produktivitas ekonomi, dan kesejahteraan individu dan kolektif.

Kesenjangan yang makin parah dapat mengakibatkan gejolak politik, apalagi jika di dalamnya ada kelindan faktor erosi dan polarisasi itu dengan berbagai isu kesenjangan berbasis etnis, agama, bahkan karena pemilihan umum.

Kesenjangan tersebut juga diperparah sebenarnya dengan meningkatnya rasa frustasi warga masyarakat atas berbagai hal—terutama kebutuhan dasar sehari-hari.

Kerja sama kepemudaan dilakukan ASEAN sebab sepertiga populasi ASEAN terdiri dari pemuda. Populasi pemuda di kawasan ASEAN diproyeksikan mencapai puncaknya pada tahun 2038 dengan jumlah kurang lebih 220 juta orang.

Sebagai pemimpin di masa depan, pembuat perubahan, inovator dan pemberi pengaruh di kawasan, pemuda ASEAN adalah aset dan harapan masa depan yang perlu diberi kesempatan yang berarti untuk memberikan pengaruh kebijakan yang berdampak langsung pada kehidupan mereka. Pengembangan pemuda di kawasan ASEAN dilaksanakan melalui pertukaran pemuda, program kepemimpinan, kerelawanan, serta pelatihan keterampilan dan kewirausahaan sosial.

ASEAN berupaya mempersiapkan generasi mudanya untuk menjadi generasi yang “futureready”—siap di masa depan—melalui pengembangan keterampilan dan meningkatkan partisipasi mereka dalam berbagai event ASEAN dan dunia.