Di bening embun pagi, di sudut hati yang sunyi
Kucari wajah kucari telinga untuk berbagi
Pada siapa kubisikan lelah yang menghimpit
Saat tawa riang anak-anak menjadi selimut
Namun bisu lidahku tertahan oleh segan
Maka kuukir rasa dalam aksara yang tertahan
Lewat baris-baris ini semua keluh kesah terurai
Kisah seorang ibu yang diam-diam berlayar
Di antara tawa riang dua malaikat kecil
Lelahku berbisik mencari ruang sepi
Kaki-kaki mungil berlarian hati riang bernyanyi
Namun pundak ini terasa berat sendiri
Di rumah ini tempat keluarga berkumpul
Aku berdiri, ibu dari dua permata hati
Namun kadang terasa aku sendiri memikul
Beban merawat menjaga tanpa henti
Suamiku ada, namun terasa jauh di sisi
Seperti terpisah dinding tak terlihat mata
Mungkin didikan lama membentuk pribadi
Yang kurang peka pada lelah seorang wanita
Kulihat ibu mertua dengan sayang yang berbeda
Cucu tercinta ingin membantu meringankan
Namun tangan kecil itu sering ditolak
Katanya mengganggu saja
Padahal di hati anak tumbuh benih kebaikan
Andai saja ia tau, setiap sentuhan kecil
Membentuk jiwa yang peduli, peka terhadap sesama
Bukan hanya perintah, bukan hanya label
Tapi kesempatan belajar berbakti dengan cinta
Aku di sini, di antara tawa dan lelah
Berharap suatu saat nanti semua akan berubah
Suami mengerti mertua membuka mata
Bahwa kebaikan tumbuh dari hati yang terbuka
Semoga puisi ini bisa mewakili perasaanmu
Memang tidak mudah menjalani peran sebagai ibu, istri, dan menantu sekaligus.
Tapi ingatlah kamu tidak sendirian
Banyak ibu yang merasakan hal serupa
Semoga kamu selalu diberikan kekuatan dan kesabaran
Penulis, Aurora Zafira