Badan Geologi Imbau Wisatawan Tetap Waspada di Gunung Tangkuban Parahu Saat Libur Panjang

YWA Tangkuban Parahu Subang (photo: geo-outbound.com)

SUBANG, TINTAHIJAU.com — Badan Geologi meminta masyarakat, terutama wisatawan, untuk tetap waspada saat berkunjung ke kawasan Gunung Tangkuban Parahu di Jawa Barat, menyusul masih terjadinya aktivitas gempa vulkanik di area tersebut.

Peringatan ini disampaikan Kepala Badan Geologi, Muhammad Wafid, seiring meningkatnya kunjungan ke destinasi wisata ini selama masa libur panjang. Meski aktivitas vulkanik telah menurun sejak awal Juni, rekaman kegempaan menunjukkan bahwa aktivitas di dasar kawah masih berlangsung.

“Pengunjung diimbau untuk tidak mendekati dasar kawah, tidak berlama-lama di zona aktif, dan segera menjauh jika tercium bau gas menyengat atau teramati peningkatan hembusan asap,” ujar Wafid dalam keterangan resmi di Bandung, Sabtu (7/6).

Ia menambahkan, kewaspadaan tetap perlu dijaga karena potensi letusan freatik dapat terjadi secara tiba-tiba, bahkan tanpa didahului gejala vulkanik yang jelas. Masyarakat juga diminta tetap tenang, tidak terpengaruh isu yang tidak dapat dipertanggungjawabkan, serta mengikuti informasi resmi dari pihak berwenang.

Berdasarkan pemantauan Pos Pengamatan Gunung Api Tangkuban Parahu di Desa Cikole, hingga 7 Juni 2025 tercatat 12 kali gempa berfrekuensi rendah (Low-Frequency) dan aktivitas tremor menerus dengan amplitudo maksimum antara 0,5 hingga 1 mm. Ini menunjukkan penurunan signifikan dibandingkan lonjakan aktivitas yang sempat terjadi pada awal Juni, yaitu 270 kejadian gempa pada 3 Juni.

Meskipun intensitas gempa menurun, hasil pengamatan deformasi menggunakan Electronic Distance Measurement (EDM) dan Global Navigation Satellite System (GNSS) mengindikasikan adanya pola inflasi, yang berarti akumulasi tekanan masih terjadi di kedalaman dangkal tubuh gunung api.

Secara visual, hembusan asap putih tipis hingga sedang masih terpantau dari Kawah Ratu dan Kawah Ecoma, dengan ketinggian antara 5 hingga 150 meter dari dasar kawah. Aktivitas gas dan lumpur lebih dominan di Kawah Ratu dengan tekanan lemah hingga sedang.

Sementara itu, hasil pengukuran gas vulkanik menggunakan instrumen Multi-GAS, baik permanen maupun portabel, menunjukkan komposisi gas masih dalam batas normal dan belum terdapat perubahan mencolok pada rasio gas-gas vulkanik seperti CO₂/SO₂ dan CO₂/H₂S.

Gunung Tangkuban Parahu yang berada di perbatasan Kabupaten Bandung Barat dan Subang ini dikenal sebagai gunung api aktif dengan sembilan kawah, dua di antaranya—Kawah Ratu dan Kawah Upas—terletak di area puncak. Letusan freatik terakhir tercatat pada tahun 2019.

Badan Geologi juga mengimbau pemerintah daerah dan BPBD untuk terus menjalin koordinasi dengan Pos Pengamatan Gunung Api di Cikole dan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi di Bandung guna memperbarui informasi serta melakukan evaluasi berkala terhadap tingkat aktivitas gunung.

Dengan status aktivitas Gunung Tangkuban Parahu yang masih berada pada Level I (Normal), kewaspadaan dan kesiapsiagaan tetap menjadi kunci untuk menjaga keselamatan masyarakat dan wisatawan.

Dapatkan berita terkini dan kejutan menarik dari TINTAHIJAU.COM, Klik Disini dan Klik ini