Dear Mas Menteri Nadiem, Dengarkan Suara Mahasiswa Majalengka Soal Syarat Kelulusan

MAJALENGKA, TINTAHIJAU.com – Wacana soal skripsi dihapus yang digagas Mendikbudristek Nadiem Makarim mengundang reaksi publik.

Nadiem menyebutkan bakal ada penyederhanaan standar nasional pendidikan tinggi yang berlaku. Dia menganggap standar nasional pendidikan tinggi yang berlaku saat ini terlalu rinci dan membelenggu perguruan tinggi.

Wakil Ketua Senat Mahasiswa Fakultas Hukum Universitas Majalengka, Zainal Arifin, mengaku setuju wacana skripsi dihapus. Namun dia meminta Menristek untuk mencari pengganti dari tugas membuat skripsi

“Kalau menurut saya bukan diganti tapi lebih kepada digeser persyaratannya untuk wisuda, itu bukan hanya skripsi doang, misal ada project project yang bisa dikerjakan mahasiswa sebagai syarat wisuda sebagai kelulusan perkuliahan,” kata Zainal Arifin di Kampus Universitas Majalengka, Jumat (8/9/2023).

Zainal menyebut, sulit dan tidaknya skripsi tergantung kepada mindset individunya masing-masing, meskipun mayoritas yang ia ketahui dari sejumlah alumni yang sudah lulus mengatakan sulit.

“Saya setuju, ya meskipun digantikan bukan dihapus, karena yang saya dengar skripsi itu sulit tapi tergantung individualnya atau mindsetnya juga bisa sulit bisa juga mudah,” ungkap Mahasiswa semester V yang masih melaksanakan KKN tersebut.

Senada dengan Zainal, Tedi mahasiswa FISIP Universitas Majalengka, juga mengaku setuju skripsi dihapus, meskipun syarat pengganti skripsi belum diketahui bentuknya seperti apa

“Mayoritas mahasiswa setuju skripsi dihapus, meskipun kita belum tahu penggantinya jauh lebih sulit atau lebih mudah, tapi kalau sudah menjadi kebijakan Mentri Pendidikan, ya mau tidak mau harus mengikuti,” ungkapnya.