SUBANG, TINTAHIJAU.com – Calon presiden nomor urut tiga, Ganjar Pranowo, mempertanyakan kebijakan pembelian pesawat bekas yang dilakukan oleh Capres nomor dua, Prabowo Subianto, yang juga menjabat sebagai Menteri Pertahanan.
Dalam debat ketiga Pilpres 2024, Ganjar mengungkapkan kekhawatirannya terhadap keputusan tersebut, menganggapnya dapat membahayakan prajurit TNI.
Ganjar menyerukan penjelasan dari Prabowo terkait ide pembelian pesawat bekas tersebut, menyatakan kekhawatirannya terhadap risiko tinggi yang dihadapi prajurit jika menggunakan pesawat bekas.
Ganjar menyoroti latihan yang diperlukan bagi pilot yang harus terlatih kembali untuk mengoperasikan pesawat bekas dengan risiko tinggi.
Sebagai alternatif, Ganjar menyatakan bahwa solusi yang lebih baik adalah memperkuat industri pertahanan dalam negeri. Dengan memprioritaskan industri dalam negeri, diharapkan perencanaan pembangunan dapat menjadi lebih konsisten.
Ganjar juga menyinggung pembatalan proyek kapal selam yang dilakukan oleh Prabowo, menambahkan dimensi kontroversial terkait kebijakan pertahanan yang diambil oleh pemerintah.
Prabowo, dalam menjawab pertanyaan Ganjar, menjelaskan bahwa pemahaman awam tentang alat perang bekas sering kali keliru. Menurutnya, yang lebih relevan adalah usia pakai alat perang, bukan apakah itu bekas atau tidak. Ia menekankan bahwa alat perang memiliki usia pakai sekitar 25-30 tahun, termasuk pesawat terbang dan kapal perang.
Prabowo memberikan contoh dengan menyebut pesawat tempur Mirage dari Qatar yang rencananya akan diakuisisi oleh Indonesia. Ia menyatakan bahwa pesawat tersebut baru berusia 15 tahun, sehingga menurutnya tidak menjadi masalah. Prabowo menegaskan bahwa fokus seharusnya pada usia pakai dan kemudaan alat perang, bukan sekadar apakah itu bekas atau baru.
Kontroversi ini menyoroti perbedaan pendapat di antara calon presiden terkait kebijakan pertahanan dan pengadaan alat perang, menjadi salah satu elemen yang memperkaya debat dalam Pilpres 2024.
Sumber: KOMPAS.tv