JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Ketua Dewan Perwakilan Daerah (DPD) RI, Sultan Baktiar Najamudin, meminta agar rencana pemerintah membangun kembali Pondok Pesantren (Ponpes) Al Khoziny di Sidoarjo, Jawa Timur, menggunakan dana Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN), tidak dipersoalkan.
Menurut Sultan, langkah pemerintah tersebut sejalan dengan semangat keadilan dan kepatutan dalam penggunaan APBN untuk mendukung program-program yang berkaitan dengan kepentingan rakyat.
“Karena salah satu fungsi APBN adalah untuk didistribusikan secara adil dan memperhatikan asas kepatutan dalam mendukung semua program pemerintah,” ujarnya dalam keterangan tertulis, Rabu (15/10/2025).
Ia menegaskan, pondok pesantren memiliki peran strategis dalam sejarah perjuangan bangsa dan pembangunan sumber daya manusia Indonesia. Oleh karena itu, negara berkewajiban memastikan para santri tetap mendapatkan hak pendidikan yang layak dan aman.
“Hak ribuan santri untuk kembali mendapatkan layanan pendidikan secara baik, layak, dan nyaman harus diperhatikan oleh negara,” tambahnya.
Sultan juga menyoroti bahwa pemerintah telah mengalokasikan sekitar Rp20 triliun untuk program revitalisasi sekolah di berbagai daerah. Hal ini, menurutnya, menunjukkan komitmen pemerintah dalam memperhatikan kualitas pendidikan di seluruh lembaga pendidikan tanpa terkecuali.
“Sehingga tidak ada yang salah dengan keputusan pemerintah untuk membangun kembali Pondok Pesantren Al Khoziny,” tegas mantan Wakil Gubernur Bengkulu itu.
Sebelumnya, Menteri Pekerjaan Umum Dody Hanggodo menjelaskan bahwa keputusan menggunakan APBN diambil karena kondisi struktur bangunan Ponpes Al Khoziny yang ambruk pada 29 September 2025 lalu tidak memungkinkan untuk diperbaiki sebagian.
Untuk tahap awal, pembangunan kembali akan dibiayai dari APBN, meskipun terbuka kemungkinan adanya dukungan dana dari sektor swasta.
“Kalau soal anggaran, insyaallah cukup dari APBN. Tapi tidak menutup kemungkinan juga ada bantuan dari swasta,” kata Dody pada 1 Oktober 2025.
Rencana ini muncul setelah insiden runtuhnya bangunan Ponpes Al Khoziny yang menewaskan puluhan orang. Pemerintah menegaskan bahwa pembangunan kembali dilakukan demi menjamin keberlanjutan pendidikan bagi para santri dan menjaga keamanan fasilitas pendidikan di masa depan.





