JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Suasana di Jalan Medan Merdeka Selatan, Jakarta Pusat, Senin (20/10/2025), berubah riuh oleh teriakan dan orasi mahasiswa. Ratusan massa dari Badan Eksekutif Mahasiswa Universitas Indonesia (BEM UI) turun ke jalan untuk menggelar demonstrasi memperingati satu tahun pemerintahan Presiden Prabowo Subianto dan Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka.
Sekitar pukul 15.11 WIB, massa mulai memadati kawasan depan Kompleks Istana. Mereka membawa poster dan spanduk dengan beragam tuntutan yang terangkum dalam delapan poin, yang mereka sebut Asta Cita Rakyat.
Menurut Kepala Departemen Kajian BEM UI, Dialo Hujanbiru, aksi ini merupakan bentuk kritik terhadap kebijakan pemerintah yang dinilai tidak berpihak pada rakyat kecil. “Aksi hari ini kami beri tajuk ‘Cukup 1 Tahun Penderitaan, Cukup 1 Tahun Penindasan’. Kami membawa delapan tuntutan rakyat, sebagai refleksi satu tahun kepemimpinan nasional,” ujar Dialo di lokasi aksi.
Delapan tuntutan tersebut mencakup berbagai aspek, mulai dari demokrasi, ekonomi, hingga reformasi lembaga negara. Di antaranya, BEM UI mendesak pemerintah menghentikan kriminalisasi terhadap peserta demonstrasi yang sempat ditahan dalam sejumlah aksi sebelumnya. Mereka juga menuntut pembenahan sistem lembaga negara agar lebih transparan dan akuntabel.
Selanjutnya, mahasiswa menuntut pencabutan komando teritorial TNI serta pelaksanaan reformasi Polri. Mereka juga menekankan perlunya sistem ekonomi progresif yang berpihak pada rakyat, serta demokrasi sejati yang menjunjung prinsip kedaulatan rakyat.
Dalam bidang sosial, BEM UI menyerukan pelaksanaan reforma agraria sejati dan pembangunan ekososialisme berkelanjutan. Dua tuntutan lainnya menyoroti pentingnya pendidikan gratis yang berkualitas dan layanan kesehatan yang menitikberatkan pada kesejahteraan rakyat.
“Tuntutan terakhir, kami menolak segala kebijakan antirakyat dan meminta pemerintah menegakkan hukum yang benar-benar berkeadilan,” tegas Dialo.
Selain itu, BEM UI juga menyoroti pelaksanaan sejumlah program pemerintah, seperti Proyek Strategis Nasional (PSN) dan program Makan Bergizi Gratis (MBG). Mereka mendesak agar Badan Gizi Nasional (BGN) diisi oleh para ahli di bidang gizi dan pangan, bukan oleh pihak yang tidak memiliki kompetensi.
“Banyak anak-anak kita yang justru menjadi korban karena kesalahan manajemen program. Pemerintah harus bertanggung jawab dan mengevaluasi secara menyeluruh,” ujar Dialo.
Aksi BEM UI ini berlangsung tertib dengan pengawalan ketat dari aparat kepolisian. Hingga sore hari, mahasiswa masih bergantian berorasi di depan Gedung Balai Kota, menuntut agar suara rakyat benar-benar didengar oleh pemerintah pusat.