JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Sebelum wafat pada awal 2025, Paus Fransiskus meninggalkan kesan mendalam di hati masyarakat Indonesia lewat kunjungan bersejarahnya ke Jakarta pada 3–6 September 2024. Kunjungan ini menjadi momen langka dan penuh makna, mengingat terakhir kali pemimpin tertinggi Gereja Katolik menginjakkan kaki di Indonesia adalah 35 tahun lalu, saat Paus Yohanes Paulus II datang pada Oktober 1989. Sebelumnya, Indonesia juga pernah disambangi Paus Paulus VI pada Desember 1970.
Dalam lawatan kali ini, Paus Fransiskus membawa tiga tema besar: iman, persaudaraan, dan bela rasa. Tema tersebut tidak hanya menyasar umat Katolik, melainkan menggugah seluruh masyarakat lintas agama di Indonesia. Seperti disampaikan Kardinal Ignatius Suharyo dalam wawancara dengan Kompas (6/8/2024), inti dari iman sejati adalah persaudaraan, dan makna sejati dari persaudaraan adalah kemampuan untuk berbela rasa — yaitu berpihak dan ikut merasakan penderitaan orang lain.

Simbol Kesederhanaan yang Menyentuh
Salah satu hal paling membekas dari kunjungan Paus adalah keteladanannya dalam bersikap sederhana. Ia tiba di Jakarta menggunakan pesawat komersial, berbeda dengan para tokoh elite yang kerap menggunakan jet pribadi. Bahkan, saat menuju tempat penginapan di Kedutaan Besar Vatikan, Paus memilih mobil sederhana dan duduk di samping sopir.
Keteladanan ini menuai pujian dari berbagai tokoh nasional. Menteri Agama Yaqut Cholil Qoumas dan Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir menilai kesederhanaan yang ditunjukkan Paus adalah contoh nyata dari kepemimpinan yang rendah hati dan layak diteladani.
Pesan Damai dari Istana Negara
Saat berkunjung ke Istana Negara, Rabu (4/9/2024), Paus Fransiskus disambut langsung oleh Presiden Joko Widodo. Dalam buku tamu kenegaraan, ia menuliskan pesan menyentuh dalam bahasa Italia dan Inggris yang mengajak masyarakat Indonesia untuk terus bertumbuh dalam iman, persaudaraan, dan kasih sayang di tengah keragaman budaya dan agama. “God bless Indonesia!” tulisnya dengan hangat.
Membangun Jembatan Antarumat Beragama
Kunjungan Paus ke Masjid Istiqlal, Kamis (5/9/2024), menjadi salah satu sorotan penting. Di tempat ibadah umat Muslim terbesar di Asia Tenggara itu, Paus menandatangani Deklarasi Istiqlal dan menyampaikan dua pesan penting: pertama, agar umat beragama kembali melihat ke dalam diri untuk menemukan kesamaan esensial dalam pencarian spiritual menuju Yang Ilahi. Kedua, pentingnya menjaga dan membangun ikatan persaudaraan melalui perjumpaan dan keterbukaan, sebagaimana simbolisasi Terowongan Silaturahim yang menghubungkan Masjid Istiqlal dan Gereja Katedral Jakarta.
Menurut Paus, hubungan yang sehat antarumat beragama tidak hanya dicapai melalui pencarian titik temu semata, tetapi lewat penciptaan hubungan yang berlandaskan persahabatan, perhatian, dan saling menghormati.
Kunjungan Paus Fransiskus ke Indonesia bukan sekadar agenda diplomatik, tetapi menjadi peristiwa spiritual dan kemanusiaan yang menyentuh hati banyak orang. Lewat teladan kesederhanaan dan pesan lintas agama yang inklusif, Paus meninggalkan warisan tak ternilai bagi bangsa Indonesia: untuk selalu menjunjung tinggi iman, merawat persaudaraan, dan menumbuhkan kasih sayang dalam keberagaman.