PURWAKARTA, TINTAHIJAU.com — Warga Kampung Bojongloa, Desa Gandasoli, Kecamatan Plered, Purwakarta, digemparkan dengan penemuan jasad seorang remaja perempuan di dasar aliran sungai pada Sabtu (18/10) sekitar pukul 14.30 WIB. Belakangan diketahui, korban bernama Jesika (15), siswi SMP asal Desa Cadasmekar, Kecamatan Tegalwaru.
Penemuan jasad tersebut bermula dari laporan warga setempat. Awalnya, warga mengira benda yang terlihat di aliran sungai hanyalah boneka. “Awalnya saya disusulin anak-anak, katanya ada mayat di bawah. Saya enggak langsung percaya karena anak-anak masih kecil. Tapi setelah dicek, ternyata benar itu mayat,” ujar Hoti, warga yang pertama kali menemukan jasad, Minggu (19/10/2025).
Petugas kepolisian yang tiba di lokasi langsung memasang garis polisi di sekitar jembatan tempat jasad ditemukan. Tak ada identitas yang ditemukan di tubuh korban saat pertama kali dievakuasi, hingga akhirnya kepolisian berhasil memastikan identitasnya setelah dilakukan pemeriksaan lebih lanjut.
Kapolsek Plered AKP Ali Murtadho menjelaskan, korban berjenis kelamin perempuan, berkulit sawo matang, dan berperawakan kurus. “Terakhir menggunakan pakaian berwarna biru navy dan celana hitam. Untuk memastikan penyebab kematian, jasad korban dibawa ke RSUD Bayu Asih Purwakarta untuk dilakukan autopsi,” ujarnya.
Dari hasil pemeriksaan medis, tidak ditemukan luka terbuka di tubuh korban. Namun, terdapat luka memar di bagian punggung yang masih didalami oleh tim forensik. Jasad kemudian dibawa ke Bandung untuk pemeriksaan lebih lanjut.
Hilang Sejak Dua Hari Sebelumnya
Jesika dilaporkan hilang sejak Jumat (17/10/2025) sore. Menurut keterangan ibunya, Mimi (32), anaknya sempat dijemput seorang teman perempuan berinisial M dengan alasan akan mengerjakan tugas kelompok. Namun, setelah itu, Jesika tak pernah pulang dan ponselnya tidak bisa dihubungi.
“Ia dijemput sore-sore, katanya mau kerja kelompok. Tapi sejak pergi, enggak pulang-pulang. Handphone-nya juga enggak aktif,” ujar Mimi di rumah duka, Minggu (19/10/2025).
Kecurigaan keluarga semakin kuat setelah mengetahui bahwa ponsel korban tidak ditemukan, baik di rumah maupun di tempat terakhir Jesika dijemput. Dari informasi yang didapat Mimi, ada seorang pria tak dikenal yang sempat menjemput Jesika dari rumah M.
“Katanya dijemput laki-laki dari rumah M, tapi siapa laki-lakinya enggak ada yang tahu. Saya juga enggak tahu itu pacarnya atau bukan,” kata Mimi dengan suara bergetar.
Tangis dan Harapan Keadilan
Mimi mengenali jasad anaknya setelah melihat pemberitaan di media sosial dan mendapat kabar dari tetangga. Ia memastikan korban adalah putrinya dari ciri fisik dan pakaian dalam yang baru ia belikan.
“Celana dan BH-nya saya kenal, karena baru saya belikan. Pas dicari di rumah juga enggak ada dua barang itu,” ungkapnya dengan mata berkaca-kaca.
Kini, Mimi dan keluarganya berharap kepolisian segera mengungkap penyebab pasti kematian Jesika. Jika terbukti ada unsur pidana, ia meminta agar pelaku mendapat hukuman yang seberat-beratnya.
“Saya minta hukum mati kalau memang anak saya dibunuh,” tegasnya.
Polisi hingga saat ini masih melakukan penyelidikan lebih lanjut, termasuk menelusuri keberadaan pria yang disebut sempat menjemput korban sebelum ditemukan tewas. Kasus kematian Jesika kini menjadi perhatian publik Purwakarta, menyisakan duka mendalam dan tanda tanya besar di tengah masyarakat.











