Motif Penculikan dan Pembunuhan Kacab BRI Terungkap, 16 Tersangka Diamankan

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Polda Metro Jaya mengungkap motif di balik kasus penculikan dan pembunuhan Kepala Kantor Cabang Pembantu (KCP) BRI, Mohamad Ilham Pradipta (MIP), yang sempat menggegerkan publik. Polisi menyebut kejahatan ini dilatarbelakangi upaya pelaku untuk memindahkan dana dari rekening dormant ke rekening penampung yang telah disiapkan.

“Motif dari pada para pelaku melakukan perbuatannya yaitu para tersangka berencana melakukan pemindahan uang dari rekening dormant ke rekening penampungan,” ungkap Direktur Reserse Kriminal Umum Polda Metro Jaya Kombes Pol Wira Satrya Triputra dalam konferensi pers di Jakarta, Selasa (16/9/2025).

Rekening dormant adalah rekening pasif yang tidak memiliki aktivitas dalam jangka waktu tertentu, baik berupa tabungan, giro, maupun rekening valuta asing.

Kronologi Kasus

Diketahui, korban diculik saat berada di area parkiran sebuah supermarket di Pasar Rebo, Jakarta Timur, pada Rabu (20/8/2025). Keesokan harinya, Kamis (21/8/2025), korban ditemukan tewas di area persawahan Kampung Karangsambung, Desa Nagasari, Kecamatan Serang Baru, Kabupaten Bekasi, sekitar pukul 05.30 WIB.

16 Tersangka Ditangkap

Hingga kini, polisi telah menetapkan 16 tersangka dalam kasus ini, termasuk satu anggota TNI berinisial Kopda FH.

“Sebanyak 15 tersangka kami bagi menjadi empat klaster,” jelas Kombes Wira.

  • Klaster pertama: Otak perencana penculikan, empat orang berinisial C alias K, DH, AAM, JP. Salah satunya, Dwi Hartono (DH), diketahui merupakan pengusaha bimbingan belajar.
  • Klaster kedua: Eksekutor penculikan, lima orang berinisial E, REH, JRS, AT, EWB.
  • Klaster ketiga: Pelaku penganiayaan yang menyebabkan korban meninggal dunia, tiga orang berinisial JP, MU, DSD.
  • Klaster keempat: Pelaku yang membuntuti korban sebelum penculikan, empat orang berinisial AW, EWH, RS, AS.

Penyidik menegaskan pihaknya terus mendalami peran masing-masing tersangka, termasuk keterlibatan Kopda FH dalam kasus ini.

Kasus ini menarik perhatian publik lantaran melibatkan banyak pelaku dari berbagai latar belakang dan menjadi peringatan keras bagi industri perbankan untuk meningkatkan keamanan, khususnya terkait pengelolaan rekening dormant.