Megapolitan

Penanganan Sampah di Sumedang Makin Mendesak, Wabup Ajak Mahasiswa Jadi Motor Perubahan

×

Penanganan Sampah di Sumedang Makin Mendesak, Wabup Ajak Mahasiswa Jadi Motor Perubahan

Sebarkan artikel ini

SUMEDANG, TINTAHIJAU.com — Wakil Bupati Sumedang, M. Fajar Adila, menegaskan pentingnya peran mahasiswa sebagai penggerak perubahan sosial, terutama dalam menghadapi persoalan persampahan dan isu lingkungan yang kian mengkhawatirkan. Hal tersebut ia sampaikan saat membuka PGSD FUNFEST 2025 x Creative Expression Vol. 2 bertema “Trash to Treasure” di Auditorium Gedung 3 UPI Sumedang, Minggu (7/12).

Di hadapan ratusan mahasiswa, Fajar membeberkan kondisi penanganan sampah di Kabupaten Sumedang yang dinilai semakin kritis. Volume sampah warga kini mencapai 120–140 ton per hari. Namun keterbatasan anggaran, fasilitas teknis, dan rendahnya kesadaran publik membuat persoalan itu belum tertangani dengan baik.

“Ini masalah serius. Trash to Treasure jangan berhenti sebatas tagline, tetapi harus menjadi gerakan nyata,” ujarnya.

Mahasiswa Diminta Jadi Pelopor

Fajar menekankan mahasiswa, khususnya calon guru PGSD, memiliki peran strategis dalam membangun karakter dan perilaku generasi masa depan. Menurutnya, mahasiswa merupakan agen perubahan yang mampu menjembatani kesenjangan antara kebutuhan masyarakat dan kebijakan pemerintah.

“Kalian memikul amanah besar. Bukan hanya mempelajari kurikulum, tetapi mempersiapkan karakter bangsa. Generasi kalian kritis dan visioner, tetapi mental harus siap karena tantangan di lapangan nyata,” katanya.

Wabup juga menyoroti dinamika profesi guru di era digital. Perubahan teknologi, jika tidak diimbangi pendidikan karakter, dikhawatirkan memunculkan degradasi moral dan emosional anak.

Tantangan Sosial Mengemuka

Fajar menyebut sejumlah persoalan sosial masih menghambat pembangunan manusia, di antaranya tingginya angka putus sekolah, stunting karena kurangnya edukasi gizi, meningkatnya angka perceraian, hingga risiko digitalisasi tanpa pendampingan yang dapat memicu penurunan moral generasi muda.

Menurutnya, mahasiswa dengan kapasitas akademik dan akses sosial harus berada di garis depan perubahan. Literasi, edukasi publik, dan intervensi sosial dinilai menjadi kunci penyelesaian masalah.

“Banyak persoalan yang tidak bisa ditangani pemerintah sendirian. Kita butuh energi muda dengan hati yang peka dan kemampuan memahami masyarakat,” tegasnya.

Dorong Kepemimpinan Mahasiswa

Fajar berharap kegiatan seperti PGSD FUNFEST tidak berhenti sebagai seremoni, tetapi menjadi ruang pembentukan kepemimpinan sosial bagi mahasiswa.

Ia menegaskan bahwa masa depan Indonesia bergantung pada kontribusi generasi muda menuju visi Indonesia Emas 2045.

“Kalian adalah tumpuan. Kalian bukan hanya calon guru, tapi calon pemimpin bangsa. Saya berharap dari UPI Sumedang lahir pendidik yang kreatif, cerdas, moderat, dan berintegritas,” pungkasnya.