Megapolitan

Penumpang LRT Jabodebek Dievakuasi Jalan Kaki di Jalur Layang, KAI Sebut Itu Pilihan Terakhir

×

Penumpang LRT Jabodebek Dievakuasi Jalan Kaki di Jalur Layang, KAI Sebut Itu Pilihan Terakhir

Sebarkan artikel ini

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Sejumlah penumpang LRT Jabodebek harus dievakuasi dengan berjalan kaki di atas lintasan layang usai rangkaian kereta mengalami gangguan perjalanan pada Sabtu (25/10). PT KAI (Persero) selaku operator menjelaskan, evakuasi dengan berjalan kaki merupakan opsi terakhir yang diambil setelah upaya lain tidak dapat dilakukan.

“Evakuasi menggunakan jalur perawatan di sisi rel merupakan pilihan terakhir,” ujar Manager Public Relation LRT Jabodebek, Mahendro Trang, dalam keterangannya, Senin (27/10/2025).

Menurut Mahendro, prosedur evakuasi pertama yang biasa dilakukan adalah memindahkan penumpang ke rangkaian LRT lain yang tidak mengalami gangguan. Dalam kondisi normal, kereta bantuan akan didekatkan dengan rangkaian yang bermasalah agar penumpang bisa berpindah dengan aman.

Namun, pada insiden Sabtu lalu, suplai aliran listrik terputus total sehingga seluruh rangkaian LRT tidak dapat bergerak. Akibatnya, evakuasi hanya bisa dilakukan dengan cara berjalan kaki melalui jalur perawatan di sisi lintasan.

“Kami memahami bahwa berjalan di pinggir jalur layang bukan hal yang mudah bagi penumpang. Karena itu, kami berterima kasih kepada seluruh pengguna yang tetap tenang dan mengikuti arahan petugas selama proses evakuasi,” kata Mahendro.

Ia menambahkan, pihaknya akan terus meningkatkan kesiapan petugas, sistem, dan infrastruktur agar kejadian serupa tidak terulang. “Setiap insiden menjadi bahan evaluasi kami untuk memperkuat kepercayaan masyarakat terhadap LRT Jabodebek,” ujarnya.

Salah satu penumpang, Aida (25), menceritakan pengalaman menegangkan saat harus berjalan kaki di lintasan tinggi menuju Stasiun Rambutan. Ia berangkat dari Stasiun Kuningan menuju Harjamukti ketika kereta tiba-tiba berhenti sekitar pukul 08.41 WIB.

Sekitar pukul 09.20 WIB, para penumpang mulai dievakuasi menempuh jarak sekitar 800 meter di atas jalur layang. “Tinggi banget. Aku sampai gemetar karena di bawahnya langsung pohon dan jalan tol. Apalagi pas lewat bagian yang agak belok dan ada celah betonnya, makin ngeri,” ungkapnya.

Insiden ini turut menarik perhatian publik dan DPR. Komisi V dijadwalkan akan memanggil pihak LRT Jabodebek untuk meminta penjelasan terkait prosedur keselamatan dan penanganan gangguan operasional.

Kejadian tersebut menjadi sorotan karena LRT Jabodebek merupakan salah satu proyek transportasi massal modern yang diharapkan menjadi solusi mobilitas di wilayah Jabodetabek. Evaluasi menyeluruh pun kini menjadi sorotan agar keandalan sistem dan kenyamanan penumpang dapat terus ditingkatkan.