PPP Raih 5.878.777 Suara di Pemilu 2024, Gagal Lolos Ambang Batas Parlemen

SUBANG, TINTAHIJAU.com – Partai Persatuan Pembangunan (PPP) harus menerima kenyataan pahit setelah meraih 5.878.777 suara dari total 84 daerah pemilihan (dapil) pada Pemilihan Umum (Pemilu) 2024.

Meskipun jumlah suara ini cukup signifikan, namun ketika dibandingkan dengan total suara sah Pemilu Legislatif (Pileg) DPR RI 2024 yang mencapai 151.796.630 suara, PPP hanya mampu meraih 3,87 persen suara.

Hal ini membuat partai yang bermarkas di Jakarta ini gagal lolos ambang batas parlemen yang ditetapkan sebesar 4 persen.

Keputusan ini diumumkan oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU) melalui berita acara nomor 218/PL.01.08/BA/05/2024, yang memuat hasil perolehan suara sah partai politik peserta pemilu pada 84 daerah pemilihan.

Ketua KPU RI, Hasyim Asy’ari, membacakan penetapan hasil Pemilu 2024 secara nasional pada Rabu (20/3/2024).

Berdasarkan keputusan tersebut, PPP bukan satu-satunya partai yang gagal mencapai ambang batas parlemen. Sejumlah partai politik peserta pemilu lainnya juga menghadapi nasib serupa.

Misalnya, Partai Buruh hanya berhasil meraih 972.910 suara, Partai Gelora Indonesia dengan 1.281.991 suara, Partai Kebangkitan Nusantara (PKN) dengan 326.800 suara, Partai Hanura dengan 1.094.588 suara, serta Partai Garuda dengan 406.883 suara.

Partai-partai lainnya seperti Partai Bulan Bintang (PBB), Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Partai Perindo, dan Partai Ummat juga tidak mampu mencapai ambang batas yang ditetapkan.

Sementara itu, partai-partai besar seperti Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P) berhasil meraih 16,72 persen suara sah nasional, disusul oleh Partai Golkar dengan 15,29 persen, dan Partai Gerindra dengan 13,22 persen.

Posisi selanjutnya ditempati oleh Partai Kebangkitan Bangsa (PKB), Partai NasDem, Partai Keadilan Sejahtera (PKS), Partai Demokrat, dan Partai Amanat Nasional (PAN) dengan perolehan suara yang beragam.

Dengan hasil ini, PPP akan menghadapi tantangan besar untuk mempertahankan eksistensinya di kancah politik nasional. Meskipun demikian, kegagalan ini tidak boleh menjadi akhir dari perjuangan politik mereka.

PPP dapat memanfaatkan berbagai strategi dan kemitraan untuk memperbaiki posisinya di masa mendatang, mengingat politik adalah dinamika yang selalu berubah dan terbuka untuk perubahan.