PURWAKARTA, TINTAHIJAU.com— Puluhan pelajar tingkat SMP dan SMA di Kabupaten Purwakarta mengalami gejala keracunan makanan usai mengikuti kegiatan rekor MURI marching band, Minggu (19/10/2025) malam. Para korban dilaporkan mengalami mual, muntah, pusing, demam hingga sesak napas setelah menyantap nasi kotak yang dibagikan dalam kegiatan tersebut.
Rizki Ramadhan, siswa SMA Negeri 1 Maniis, mengaku gejala yang ia rasakan cukup parah. Ia mengalami panas di tenggorokan, dada berdebar, serta kesulitan bernapas. “Sejak pulang acara drumband, saya pusing, muntah, diare, sampai semalam nggak bisa napas,” ujar Rizki saat ditemui di pelataran Puskesmas Maniis, Senin (20/10/2025).
Menurut Rizki, nasi kotak yang disantapnya berisi ayam serundeng, tempe, sayur, lalapan, dan sambal. Beberapa jam setelah makan, ia mulai merasakan gejala tak biasa yang membuatnya harus menjalani perawatan medis.
Hal serupa dialami Dika (16), siswa SMKN 1 Maniis. Ia menuturkan, awalnya tidak ada rasa aneh pada makanan yang dikonsumsi. Namun, beberapa jam kemudian ia merasakan mual hebat. “Rasanya normal, nggak ada yang aneh. Baru siang tadi berasa mual, terus langsung ke Puskesmas. Banyak teman yang juga muntah,” ujarnya.
Informasi sementara menyebutkan, makanan tersebut berasal dari katering yang disiapkan untuk peserta marching band asal Kecamatan Maniis. Acara rekor MURI itu diikuti oleh pelajar dari berbagai jenjang sekolah di seluruh Purwakarta.
Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Purwakarta, Asep, mengatakan pihaknya telah mengevakuasi korban ke tiga puskesmas, yakni Puskesmas Maniis, Tegalwaru, dan Plered. Hingga Senin siang, tercatat sebanyak 39 korban menjalani perawatan di Puskesmas Maniis, tiga di antaranya dirujuk ke RSUD Bayu Asih karena kondisi memburuk akibat kekurangan cairan.
“Iya, kami sudah gerakkan tenaga kesehatan tambahan dari beberapa puskesmas agar penanganan lebih cepat. Sampai jam 15.00 WIB ada 39 korban, tiga di antaranya dirujuk ke rumah sakit,” kata Asep.
Dinas Kesehatan belum menetapkan kejadian ini sebagai Kejadian Luar Biasa (KLB). Saat ini fokus utama pemerintah daerah adalah penanganan para korban serta pengujian sampel makanan di Laboratorium Kesehatan Daerah (Labkesda) Purwakarta.
“Sampel sudah kami kirim ke Labkesda untuk diperiksa. Kami belum bisa memastikan sumber keracunan karena masih menunggu hasil laboratorium,” jelasnya.
Asep menambahkan, sejauh ini kasus serupa belum ditemukan di kecamatan lain. “Kami sudah koordinasi dengan camat dan kapolsek setempat. Informasi yang diterima, kasus keracunan hanya terjadi di wilayah Maniis,” pungkasnya.