Tasikmalaya Diterjang Cuaca Ekstrem, Puluhan Lokasi Dilanda Bencana

TASIKMALAYA, TINTAHIJAU.com — Cuaca ekstrem yang melanda Kota Tasikmalaya selama hampir sepekan terakhir menimbulkan bencana alam di puluhan titik wilayah. Dalam rentang waktu lima hari, Rabu hingga Minggu (5–9 November 2025), berbagai peristiwa seperti pohon tumbang, longsor, rumah roboh, dan banjir terjadi secara beruntun.

Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Tasikmalaya, tercatat sedikitnya 36 pohon tumbang, 11 titik longsor, 53 rumah roboh, dan 7 titik banjir. Kejadian tersebut tersebar di sejumlah kecamatan di wilayah kota. Dari seluruh periode tersebut, hanya Kamis (6/11) yang tercatat tanpa insiden bencana, sementara peristiwa terparah terjadi pada Rabu (5/11).

Menanggapi kondisi tersebut, Wali Kota Tasikmalaya telah menetapkan status tanggap darurat bencana hidrometeorologi yang berlaku sejak 5 hingga 9 November 2025. Seluruh personel BPBD dan instansi terkait dikerahkan untuk melakukan penanganan di lapangan.

“Kami sudah melakukan langkah-langkah penanggulangan bersama pihak terkait. Bantuan darurat juga sudah disalurkan bagi warga yang rumahnya rusak,” ujar Kepala Pelaksana BPBD Kota Tasikmalaya, Ucu Anwar, Minggu (9/11).

Ucu menegaskan seluruh petugas kini berada dalam kondisi siaga penuh. “Menghadapi bencana alam ini, kita dalam status tanggap darurat. Semua personel siaga, tidak ada yang libur,” ujarnya.

Ia juga mengimbau masyarakat agar lebih waspada terhadap potensi bencana susulan dengan melakukan langkah mitigasi sederhana. “Lakukan pemangkasan atau penebangan pohon yang rawan tumbang di sekitar rumah, serta bergotong royong membersihkan saluran air untuk mencegah banjir. Curah hujan dalam beberapa hari terakhir sangat tinggi,” tambahnya.

Sebelumnya, dalam Apel Siaga Tanggap Bencana 2025 yang digelar di halaman Mapolres Tasikmalaya Kota pada Rabu (5/11), Kapolres Tasikmalaya Kota AKBP Moch Faruk Rozi mengingatkan bahwa Tasikmalaya merupakan wilayah dengan tingkat kerawanan bencana yang cukup tinggi.

“Tasikmalaya memiliki potensi bencana mulai dari banjir, longsor, hingga angin kencang. Karena itu, diperlukan kesiapan terpadu agar setiap elemen dapat bergerak cepat dan terkoordinasi,” kata Faruk.

Ia menegaskan pentingnya partisipasi masyarakat dalam menjaga lingkungan serta membangun budaya tanggap bencana. “Kesiapsiagaan bukan hanya tugas aparat, tetapi tanggung jawab bersama. Dengan semangat gotong royong, kita bisa meminimalkan risiko dan dampak bencana,” ujarnya.

Dengan status tanggap darurat yang telah ditetapkan, pemerintah daerah berharap penanganan bencana dapat berjalan cepat dan efisien, sementara masyarakat diimbau tetap waspada menghadapi potensi cuaca ekstrem yang masih mungkin terjadi dalam beberapa hari ke depan.