Jelang Nataru, Pemerintah Atur Ulang Menu MBG untuk Kendalikan Harga Pangan

JAKARTA, TINTAHIJAU.com – Menjelang perayaan Natal dan Tahun Baru (Nataru), sejumlah harga kebutuhan pokok mulai merangkak naik di berbagai daerah. Lonjakan paling terasa terjadi pada komoditas sumber protein seperti ayam dan telur. Kondisi ini mendorong pemerintah melakukan penyesuaian dalam program Makan Bergizi Gratis (MBG) guna menjaga stabilitas harga pangan.

Wakil Kepala Badan Gizi Nasional (BGN) Nanik S. Deyang mengungkapkan bahwa Presiden Prabowo Subianto meminta adanya substitusi bahan pangan dalam menu MBG. Permintaan telur yang meningkat menjelang Nataru dikhawatirkan berpengaruh besar terhadap harga di pasaran. Karena itu, penggunaan telur ayam dalam menu program tersebut akan dikurangi sementara waktu.

“Tadi Pak Presiden pesan, ‘Nanti kalau ini kan mau Nataru, kemudian Lebaran. Mungkin telur untuk anak-anak kita kurangi tapi diganti daging sapi atau telur puyuh,’” kata Nanik usai rapat bersama Presiden Prabowo, dikutip dari Antara, Minggu (23/11/2025).

Kenaikan Harga Mulai Terasa di Lapangan

Menurut Nanik, gejolak harga pangan sudah mulai tampak di berbagai wilayah, terutama pada komoditas daging ayam, telur, dan buah. Meski kenaikannya masih tergolong kecil, tanda-tanda lonjakan menjelang masa libur panjang disebut sudah terlihat.

“Saat ini kenaikan masih kecil, tapi tanda-tandanya sudah mulai ada,” ujarnya.

Penyesuaian menu MBG ini disebut sebagai langkah cepat untuk mencegah tekanan harga semakin tinggi, sekaligus memastikan program tetap berjalan tanpa mengganggu pasokan pangan nasional.

Gerak Cepat Lintas Kementerian dan Lembaga

Selain penyesuaian menu, BGN mempercepat koordinasi lintas kementerian dan lembaga untuk memperkuat kemandirian bahan baku MBG, terutama setelah diterbitkannya Peraturan Pemerintah Nomor 28 Tahun 2025 tentang Penyelenggaraan Perizinan Berusaha Berbasis Risiko.

Sejumlah langkah konkret disiapkan, di antaranya:

  • TNI Angkatan Darat diberi tugas menggerakkan Kodim untuk menanam sayuran dan beternak ayam sebagai pasokan tambahan.
  • Kementerian Koperasi menyiapkan pembiayaan awal hingga Rp300 miliar bagi koperasi yang mengembangkan komoditas buah, sayur, serta peternakan.
  • Kementerian Dalam Negeri bersama BGN menggerakkan bupati dan wali kota agar memaksimalkan lahan kosong di tingkat RT/RW untuk produksi pangan rumahan.
  • Kelompok tani yang belum memiliki koperasi didorong membentuk usaha dagang bersama agar terkoneksi dengan rantai distribusi Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG).

Upaya Jaga Stabilitas Pangan di Momen Puncak Konsumsi

Perubahan komposisi menu MBG ini dipandang sebagai langkah strategis pemerintah di tengah meningkatnya kebutuhan pangan menjelang momen Nataru. Dengan substitusi telur ayam menjadi daging sapi atau telur puyuh, pemerintah berharap tekanan harga dapat ditekan tanpa mengurangi nilai gizi bagi penerima manfaat program.

Kebijakan ini juga menjadi bagian dari upaya jangka panjang untuk memperkuat kedaulatan pangan nasional, khususnya melalui pemberdayaan koperasi, pemanfaatan lahan kosong, dan penguatan produksi pangan lokal.