SUBANG, TINTAHIJAU.COM – Ketua Fraksi Partai NasDem DPRD Kabupaten Subang, Hafil Gaputra Sanjaya, mempertanyakan kejelasan dan keakuratan sejumlah program yang diklaim sebagai bagian dari 100 hari kerja Bupati Subang.
Dalam pernyataannya kepada media, Hafil menyebut bahwa banyak dari program-program yang dipublikasikan tersebut sesungguhnya bukan hasil inisiatif Pemerintah Daerah, melainkan merupakan program dari Pemerintah Pusat atau Pemerintah Provinsi.
“Beberapa program yang diklaim sebagai bagian dari capaian 100 hari kerja Bupati Subang ternyata bukan program asli Pemda. Misalnya, program kunci rumah untuk Pekerja Migran Indonesia, stimulus pajak daerah, penghargaan WTP (Wajar Tanpa Pengecualian), Regional Summit Optimalisasi Kawasan Rebana, hingga penghargaan untuk BUMD, itu lebih dominan merupakan bagian dari program pemerintah pusat maupun provinsi,” ujar Hafil.
Ia juga menyoroti bahwa banyak dari kegiatan yang dipaparkan dalam evaluasi 100 hari kerja Bupati masih berada dalam tahap wacana atau baru sebatas kegiatan seremonial, belum menyentuh langsung kebutuhan dasar masyarakat.
“Contohnya seperti Kick Off Subang Innovation Festival, Subang Innovation Challenge, hingga Subang Smart Digital. Program-program itu memang bagus sebagai bagian dari perencanaan jangka panjang, namun dalam jangka pendek, belum dirasakan langsung oleh masyarakat,” tambahnya.
Meski demikian, Fraksi NasDem mengaku tetap memberikan apresiasi atas upaya yang telah dilakukan oleh Bupati. Namun, Hafil menekankan pentingnya agar Pemerintah Daerah lebih fokus pada persoalan-persoalan mendasar yang langsung bersinggungan dengan kehidupan sehari-hari masyarakat.
“Kami mengapresiasi langkah dan upaya yang sudah dilakukan. Tapi akan jauh lebih baik jika fokus program dalam 100 hari kerja diarahkan untuk menyentuh kebutuhan dasar masyarakat. Misalnya, penguatan layanan kesehatan, memastikan tidak ada anak yang putus sekolah, mengurangi angka pengangguran, serta melakukan perbaikan infrastruktur jalan melalui anggaran yang bersumber dari APBD murni,” tegas Hafil.
Hafil berharap ke depan, Pemerintah Kabupaten Subang bisa lebih transparan dan realistis dalam mengklaim capaian program, serta berani berfokus pada hal-hal yang paling dibutuhkan oleh masyarakat.
“Jangan sampai semangat membangun justru terjebak dalam pencitraan semata. Subang butuh kerja nyata, bukan hanya narasi,” pungkasnya.