JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Ketua DPR RI Puan Maharani menyampaikan keprihatinan mendalam atas kembali maraknya kasus bullying atau perundungan yang terjadi di lingkungan sekolah. Ia menegaskan bahwa praktik perundungan tidak boleh lagi terjadi di dunia pendidikan yang seharusnya menjadi ruang tumbuh dan belajar bagi anak-anak.
Puan mengingatkan, semua pihak—baik sekolah, pemerintah, maupun orang tua—harus memastikan lingkungan pendidikan aman dan bebas dari tindak kekerasan. “Bullying tidak boleh dibiarkan dan tidak boleh lagi terjadi. Dunia pendidikan harus menjadi tempat yang membuat anak-anak merasa terlindungi,” ujarnya dalam keterangannya.
Sebelumnya, Presiden Prabowo Subianto juga angkat bicara mengenai meningkatnya kasus perundungan di sekolah, termasuk kasus yang diduga terjadi di salah satu SMP dan berujung pada kematian seorang siswa. Kepala negara menegaskan bahwa setiap kasus bullying harus ditangani serius dan tidak boleh dianggap sepele.
“Kasus bullying di sekolah harus kita atasi. Ini tidak boleh berulang,” kata Prabowo menanggapi laporan seorang siswa SMP yang meninggal dunia setelah diduga menjadi korban perundungan.
Korban meninggal setelah menjalani perawatan intensif di ruang ICU sebuah rumah sakit akibat gangguan syaraf pada bagian kepalanya. Pihak keluarga menyebut, korban sebelumnya mengalami tindakan perundungan fisik.
Untuk mengusut penyebab kematian dan memastikan dugaan perundungan, pihak kepolisian telah memeriksa sedikitnya enam saksi. Proses penyelidikan masih terus berlangsung guna mengungkap fakta sebenarnya terkait kasus tragis tersebut.
Kasus ini kembali membuka sorotan terhadap pentingnya pengawasan di lingkungan sekolah serta perlunya tindakan cepat dan tegas untuk mencegah praktik bullying yang dapat mengancam keselamatan dan masa depan siswa.






