Trump Dorong Normalisasi Hubungan Indonesia–Israel, Sebut Prabowo Berperan dalam Upaya Perdamaian Gaza

Presiden Prabowo Subianto berjabat tangan dengan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump selaku Co-Chair dari KTT Perdamaian Sharm El-Sheikh saat menghadiri Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Sharm El-Sheikh di International Congress Centre, Sharm El-Sheikh, Mesir, Senin (13/10/2025).(Dok. Biro Pers Sekretariat Presiden)

JAKARTA, TINTAHIJAU.com — Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump dikabarkan tengah berupaya mendorong normalisasi hubungan antara Indonesia dan Israel. Langkah tersebut disebut akan memanfaatkan momentum gencatan senjata di Gaza untuk membuka jalan menuju kesepakatan diplomatik baru di kawasan Timur Tengah.

Dalam kunjungan kerjanya ke Asia pekan ini, Trump memuji sejumlah negara sekutu di kawasan, termasuk Indonesia, atas dukungan terhadap upaya perdamaian permanen antara Israel dan Hamas.

“Saya ingin berterima kasih kepada Malaysia dan Brunei, begitu juga rekan saya, Presiden Prabowo dari Indonesia, atas dukungannya untuk memastikan hari yang baru di Timur Tengah,” ujar Trump saat berpidato dalam KTT ASEAN di Malaysia.

Menurut laporan Associated Press (AP), Sabtu (1/11/2025), Gedung Putih meyakini bahwa tercapainya kesepakatan damai permanen di Gaza dapat membuka peluang bagi Indonesia dan Arab Saudi untuk menormalisasi hubungan dengan Israel. Laporan tersebut mengutip keterangan dari pejabat senior AS yang enggan disebutkan namanya.

AP juga menyebut bahwa Indonesia, dengan populasi Muslim terbesar di dunia, muncul sebagai mitra penting bagi Trump yang ingin meninggalkan warisan diplomatik berupa perdamaian di Timur Tengah.

Prabowo disebut menunjukkan ketertarikan untuk memperluas hubungan diplomatik dan pengaruh global Indonesia. Hal itu terlihat dari interaksinya dengan Trump dalam pertemuan di Mesir pada Oktober lalu. Dalam momen yang terekam kamera, Prabowo terdengar berbincang santai mengenai bisnis keluarga Trump dan bahkan meminta agar diatur pertemuan dengan Eric Trump, putra mantan presiden AS tersebut yang tengah menggarap dua proyek properti di Indonesia.

Meski demikian, Pemerintah Indonesia hingga kini menegaskan tidak akan membuka hubungan diplomatik dengan Israel sebelum terwujudnya negara Palestina yang merdeka dan berdaulat. Sikap ini sejalan dengan posisi resmi Indonesia dan mayoritas negara Muslim di dunia.

Namun, Trump disebut masih memiliki “kartu diplomasi” lain untuk menarik minat Indonesia, yakni dukungan AS terhadap keinginan Indonesia bergabung dengan Organisasi Kerja Sama Ekonomi dan Pembangunan (OECD).

Dukungan dari Washington dianggap penting karena dapat mempercepat proses keanggotaan Indonesia di OECD, organisasi yang diharapkan dapat meningkatkan profil ekonomi global Indonesia, memperluas akses pasar internasional, serta menarik investasi dari negara-negara anggotanya.

Upaya Trump untuk menjadikan perdamaian Timur Tengah sebagai warisan politik di masa kepresidenannya kini memasuki babak baru, dengan Indonesia berpotensi menjadi salah satu kunci dalam diplomasi tersebut. Namun, jalan menuju normalisasi dengan Israel diperkirakan tidak akan mudah, mengingat kuatnya posisi Indonesia dalam mendukung perjuangan rakyat Palestina.